Pawai obor juga dilakukan Jemaat Emaus Liliba yang diikuti seluruh lingkungan jemaat, dengan masing-masing lingkungan menampilkan tema yang berbeda di tujuh titik rute pawai. Kegiatan ditutup dengan kebaktian subuh di Gereja Emaus Liliba dan pembagian hadiah lomba-lomba Paskah.
Pawai Obor kali ini bukan hanya menjadi ajang perayaan iman, tetapi juga sarana edukasi sosial dan budaya yang menyentuh berbagai aspek kehidupan jemaat. Semangat Paskah pun terasa kuat dengan keterlibatan aktif dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Tokoh jemaat dari Lingkungan 6, Yusuf Nope, menyampaikan, tahun ini lingkungan mereka mengangkat tema hukum, sebagai bentuk edukasi kepada jemaat mengenai pentingnya pemahaman hukum dalam kehidupan sehari-hari.
"Ini adalah program gereja. Paskah tahun ini beberapa lingkungan diberikan tema berbeda. Kami di Lingkungan 6 diberikan tema hukum, jadi kami mengedukasi jemaat agar mengerti hukum seperti kekerasan dalam rumah tangga. Gereja memiliki peranan penting untuk memberitahukan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak baik," ujarnya.
Jangan Lupa Berziarah
Umat Katolik di Keuskupan Atambua merayakan Hari Raya Paskah melalui misa agung yang dipimpin langsung Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr di Gereja Katedral St. Maria Immaculata Atambua, Minggu (20/4).
Dalam suasana sukacita kebangkitan Kristus, Uskup Dominikus mengajak umat untuk tidak sekadar hadir dalam misa, tetapi sungguh-sungguh menghayati makna Paskah sebagai inti dan sumber iman Kristiani.
“Kita saat ini berada dalam suasana yang menjadi inti dan asal-usul dari iman dan kepercayaan kita,” ujar Uskup Mgr. Dominikus Saku, dalam homilinya.
Baca juga: Penyebab Kebakaran di Ende Selatan yang Hanguskan Satu Unit Rumah Semi Permanen
Mgr. Dominikus Saku menekankan iman sejati bukanlah sekadar rutinitas, apalagi terburu-buru dalam doa dan liturgi.
“Ada yang merasa setengah jam terlalu lama, berharap doa juga setengah saja supaya cepat pulang. Padahal orang yang beriman menerima kebenaran Tuhan dan hidup dari firman itu,” tegasnya.
Uskup Mgr. Dominikus Saku juga menegaskan makna kebangkitan Kristus harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang, dari berbagai profesi dan latar belakang, dipanggil untuk menjadi saksi kebaikan Tuhan di tengah dunia.
“Kalau kita bangkit bersama Tuhan, kita akan menjadi Paskah Tuhan untuk dunia, entah sebagai pegawai kantor, petani, pedagang di pasar, hingga tukang ojek. Semua bersaksi dengan caranya masing-masing,” ucap Mgr. Dominikus Saku.
Uskup Mgr. Dominikus Saku juga mengajak seluruh umat untuk bersyukur dan percaya bahwa Tuhan hadir dalam hidup mereka, membaharui hati dengan cahaya Injil dan kekuatan Roh Kudus.
“Bersukacitalah bersama Tuhan yang bangkit. Ia menerangi kita, mengisi hidup kita dengan roh kehidupan, dan memperbaharui hati kita,” lanjut Uskup Mgr. Dominikus Saku.
Uskup Mgr. Dominikus Saku juga mengingatkan perayaan Paskah ini juga berlangsung dalam konteks Tahun Yubileum Peziarah Iman yang dicanangkan Bapa Paus Fransiskus.