Iniavsi lain adalah pemberian bantuan hukum gratis bagi warga binaan. Ia menyebut warga binaan tidak mampu, pihaknya bisa membantu dengan rekomendasi ke Lembaga Bantuan Hukum yang terakreditasi di Kemenkumham NTT untuk diberikan bantuan. Lalu pelayanan kewarganegaraan dan loket pelayanan publik hukum dan HAM.
"Saya harap teman-teman bisa melakukan review terhadap standar pelayanan yang selama ini agar ada perbaikan," kata Marciana Jone.
Dalam dialog, Marciana Jone juga menerima beberapa masukan dari para pihak yang diundang. Masukan itu akan ditindaklanjuti untuk menjaring perbaikan dalam peningkatan pelayanan di Kanwil Kemenkumham NTT.
Marciana Jone mengaku, jika ada permohonan maka akan sangat cepat dilayani. Namun, terkadang data dukung dari penerima pelayanan terkadang masih terkendala.
Baca juga: Karutan SoE Hadiri Acara Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Lingkup Kanwil Kemenkumham NTT
Martha A. Pahanel perwali Disperindag NTT mengapresiasi layanan dari Kanwil Kemenkumham NTT. Kanwil Kemenkumham banyak membantu UKM
"Pelayanan yang kita dapatkan dari Kemenkumham sudah sangat kita rasakan, dan gerakannya sangat cepat," ujarnya.
Tahun 2023 terdapat penerbitan 27 IKM dan tahun ini akan kembali melakukan pendaftaran merk, bahkan di tahun berikutnya akan lebih banyak lagi permohonan IKM.
Dia menyebut, pihaknya meminta agar pelayanan yang ada agar dipertahankan dan dilanjutkan. Dia menyebut, selama ini layanan sangat cepat dan sangat dirasakan.
Berkaitan dengan perpustakaan yang kurang diminati oleh milenial maupun publik, ia mengusul agar memperbanyak promosi ke media sosial.
Perwakilan Disparkeraf NTT Tarid L. Djaranjoera mengaku selama ini pelayanan dari Kemenkumham NTT sangat baik. Bahkan standar layanan yang ada sangat mudah.
Saat pengusulan dari UMKM memang lebih cepat dari cepat dari jadwal. Kemenkumham NTT langsung merespon pengajuan yang disampaikan. Ia meminta agar proses merk yang perlu lebih cepat.
Sagita Mutiara Sari dari Ombudsman NTT meminta format standar pelayanan yang menggunakan dua surat keputusan yang berbeda. Ombudsman meminta agar ada sinkronisasi format.
"Saran dari kami diselaraskan saja," kata Sagita Sari.
Untuk mekanisme prosedur perlu ada keterangan atau penjelasan. Lalu di penanganan pengaduan juga bisa diuraikan lebih rinci. Sagita Sari juga meminta penambahan undang-undang 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dan Permen PAN RB 15 tahun 2014.
Baca juga: Gelar Pencanangan P2HAM, Marciana Jone Ajak Seluruh Satker Komitmen Wujudkan Pelayanan Berbasis HAM
"Untuk jaminan pelayanan, masukan dari kami itu ada SK kompensasi atas standar pelayanan. Kami tadi juga dapatkan maklumat pelayanan hanya memuat dua, idealnya empat subtansi," kata Sagita Sari.