POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Damai vs Pedang.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 1: 8-14.22, dan bacaan Injil Matius 10: 34-11:1.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 17 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam hidup kita pasti mengalami kontradiksi antara satu hal dengan hal lainnya yang kita jalani dalam waktu yang hampir bersamaan.
Hal yang kontradiksi itu selalu menimbulkan perang atau konflik yang tak terhindarkan. Semua hal yang kontradiksi itu selalu membawa konflik yang mau tidak mau kita harus tetap jalani karena memilih satu dari yang saling kontradiksi itu berarti selalu siap untuk menerima konsekuensinya.
Kita pun diberi kesempatan untuk berpikir harus memilih yang mana. Tanggung jawab pribadi yang akan dikedepankan ketika kita sudah memilih di antara satu dengan yang lainnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023, Hidup yang Benar-benar Merdeka di Dalam Allah
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Janji Allah kepada Abaraham, Ishak, dan Yakub sudah mulai terpenuhi. Ketika anak-anak Yakub sudah berkembang begitu pesatnya menjadi sebuah bangsa yang besar dan tak terasa, jumlah mereka sudah lebih dari penduduk Mesir sendiri.
Dalam konteks ini, Kitab Keluaran mencatat dengan sangat baik bahwa janji Allah yang membuat bangsa itu menjadi bangsa besar telah menjadi nyata.
Kitab Keluaran memberikan informasi bahwa bangsa Mesir sudah mulai ketakutan karena jumlah orang Israel semakin hari semakin bertambah walaupun mereka sedang ditindas habis-habisan. Semakin ditindas semakin bertambah.
Tidak hanya itu, bahkan anak laki-laki dari kaum Israel itu dibuang ke sungat Nil agar bisa dihanyutkan dan bisa mati sia-sia.
Betapa orang-orang Israel mendapat perlakuan yang tidak adil dari penguasa bangsa Mesir.
Semakin banyaknya jumlah bangsa Israel pada saat yang sama menjadi sebuah ancaman baru bagi bangsa Mesir karena semakin banyaknya jumlah bisa menjadi bumerang untuk menyerang bangsa Mesir sendiri.
Penyiksaan dan penindasan kepada bangsa Israel semakin banyak dilakukan, tapi apa daya mereka semakin bertambah banyak.