Di sini kita belajar bahwa Allah tidak pernah mengingkari janjiNya untuk membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan bahkan semakin ditindas pun jumlah mereka semakin bertambah-tambah.
Itu semua terjadi karena Allah selalu menyertai bangsa itu karena janjiNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Kita kadang menjadi orang yang sering ditindas karena berbagai alasan.
Tetapi Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Asalkan kita selalu setia kepadaNya.
Kita tak akan dengan begitu gampang mendapatkan apa yang kita inginkan. Siksaan dan tindasan bahkan usaha pembunuhan kepada kita sudah menjadi bagian dari bagian dari misi Allah sendiri.
Yang enak-enak saja dan tinggal yang instan saja dan tinggal petik hasilnya kayaknya tak akan diberikan Allah.
Bangsa Israel menjadi bangsa yang besar itu pun harus melalui 3 Bapa Bangsa dengan segala kesulitan mereka masing-masing.
Itu pun berlangsung dalam waktu yang sangat lama sekali.
Dan mereka tetap setia kepada Allah. Hasil dari kesetiaan itulah bangsa Israel menjadi bangsa yang besar.
Jika mau gampang, Allah bisa saja membuat bangsa itu besar sejak dari panggilan Abraham, tetapi Allah tidak melakukannya.
Masih ada begitu banyak hal yang harus dilewati.
Hal inilah yang diangkat oleh Yesus dalam Injil hari ini, “Jangan kalian menyangka bahwa aku membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya.”
Yesus dalam pengajaranNya kepada keduabelas muridNya ini menyatakan secara jelas bahwa DiriNya datang tidak membawa damai, tetapi pedang untuk memisahkan satu dengan yang lainnya.
Yesus sebenarnya mau menegaskan bahwa kehadiran diriNya ke atas bumi itu harus ditanggapi oleh masing-masing orang.
Dan jika semua yang menerima Yesus pada saat yang sama orang sekitar dia bisa menjadi musuhnya atau terjadi pertentangan.