Berita Sumba Timur

Ikatan Bidan Indonesia di Sumba Timur Gelar Rakercab

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO BERSAMA - Foto bersama usai pembukaan RAKERCAB di Gedung Umbu Tipuk Marisi Kabupaten Sumba Timur 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Rapat Kerja Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sumba Timur (RAKERCAB), pertama di Sumba Timur.

Kegiatan RAKERCAB yang berlangsung di Gedung Umbu Tipuk Marisi, Hambala, Kec. Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, (31/5).

Turut Hadir dalam kegiatan ini, Pimpinan DPRD Kabupaten Sumba Timur,BPMJ GKS Waingapu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumba Timur, Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Sumba Timur, Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sumba Timur, peserta RAKERCAB IBI Sumba Timur.

Kegiatan RAKERCAB yang di buka oleh Bupati Sumba Timur Khristofel Praing.  Dalam sambutannya ia mengatakan, merupakan Rapat Kerja Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sumba Timur yang pertama.

Baca juga: Pemda Sumba Timur Gelar Diklat Good Manufacturing Practices

"Pemerintah Daerah turut berbangga dan bersyukur atas terselenggaranya kegiatan RAKERCAB Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sumba Timur ini. Keterlibatan setiap insan dalam kegiatan ini, membuktikan bahwa kita semua terutama para bidan sangat serius dalam memikirkan tentang pentingnya sebuah organisasi sebagai wadah untuk dapat berkolaborasi dan bekerjasama," ujarnya.

Ia juga menambahkan para bidan yang telah berjasa mendirikan organisasi IBI ini pada tahun 1951, tentunya sangat bangga, sebab organisasi yang mereka dirikan ini masih tetap bertahan sampai saat ini dan tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang mereka telah tetapkan.

Ia mengatakan kemampuan, potensi dan kompetensi diri para bidan sangat perlu ditingkatkan demi Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupatenn Sumba Timur.

"Hal ini menjadi dua titik penting, dalam menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan seseorang, menjadi manusia yang berkualitas dan dapat berkontribusi secara positif bagi pembangunan bangsa," ujarnya.

Menurutnya  kesehatan Ibu dan Anak sampai saat ini masih menjadi masalah utama baik di tingkat Nasional, Provinsi NTT maupun Kabupaten Sumba Timur.

Baca juga: Samsat Sumba Timur Gelar KIE Sadar Pajak Kendaraan di Kelurahan Mau Hau 

Ia menjelaskan, bahwa saat ini Indonesia masih menempati urutan kedua tertinggi angka Kematian Ibu dan Bayi di wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Provinsi NTT, angka kematian ibu dan bayi masih tergolong cukup tinggi, jika dibandingkan dengan Provinsi-Provinsi lain di Indonesia. 

Menurutnya pada tahun 2022 angka kematian ibu di NTT mencapai 149 kasus, dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus. Sedangkan kasus stunting mencapai 24,2 persen. 

"Untuk tingkat Kabupaten Sumba Timur, Angka Kematian Ibu dan Bayi juga masih tergolong cukup tinggi, yaitu pada Tahun 2022 AKI berjumlah 10 orang, AKB 88 orang.

Ditambah lagi masalah kesehatan anak lainnya, seperti gizi buruk dan stunting yang juga masih menjadi masalah yang serius,"jelasnya.

Ia juga mengatakan untuk tahun 2023 kondisi sampai bulan April yang lalu, data menunjukan bahwa AKI sebanyak 1 orang, AKB sebanyak 19 orang dan kasus stunting berjumlah 13,3 % balita stunting. 

Halaman
12

Berita Terkini