POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Flores Bajawa mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan teknologi berbasis potensi lokal.
Melalui Program Pengabdian Masyarakat Tahun 2025, kedua institusi ini menggelar dua program utama yang diharapkan dapat memberi dampak nyata bagi warga Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan ini berada di bawah koordinasi Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran ITB melalui skema top-down.
Dua program yang menjadi fokus tahun ini, adalah Pengolahan Residu Buah Kelapa untuk Meningkatkan Nilai Tambah Produksi Minyak Kelapa Murni di Desa Inerie, dan Formulasi Pakan Ayam dari Bahan Lokal untuk Mendukung Program Makanan Bergizi di Pulau Flores.
Langkah ini merupakan bagian dari implementasi visi-misi ITB sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya berperan dalam pendidikan dan riset, tetapi juga aktif memandu perubahan yang mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat ITB melakukan kunjungan ke Stiper Flores Bajawa pada 11–13 Agustus 2025.
Tim yang hadir antara lain Dr. I Dewa Gede Arsa Putrawan (Ketua Tim Pengolahan Residu Buah Kelapa), Dr. Vita Wonoputri (Ketua Tim Pakan Ayam), Prof. Dr. Sanggono Adisasmito (anggota), Jourdan Firdaus (anggota), dan Farhan Firdaus (anggota). Rombongan disambut oleh Dr. Nicolaus Noywuli, S.Pt., M.Si, selaku Ketua STIPER, beserta jajaran dosen dan mahasiswa.
Pertemuan berlangsung hangat, dengan diskusi seputar teknis pelaksanaan kegiatan, peluang kolaborasi lanjutan, serta strategi pemanfaatan hasil program agar berkelanjutan.
Potensi Kelapa dan Tantangan Nilai Tambah
Kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di NTT, khususnya di Desa Inerie yang terletak di pesisir Kabupaten Ngada. Sejak 2023 hingga 2024, ITB melalui tim yang diketuai Dr. I Dewa Gede Arsa Putrawan telah mendampingi petani setempat dalam produksi minyak kelapa murni, mulai dari teknik pemrosesan higienis, pengemasan, hingga kendali mutu.
Namun, tantangan masih muncul pada pemanfaatan residu yang dihasilkan dari proses tersebut.
“Melalui teknologi tepat guna, residu kelapa berupa tempurung kelapa dan sabut kelapa dapat diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti briket dan serat” jelas Dr. Arsa Putrawan, Jumat 15 Agustus 2025.
Pengolahan residu kelapa tidak hanya memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat tetapi juga sekaligus mengurangi limbah.
Formulasi Pakan Ayam dari Bahan Lokal