"Persediaan hewan kurban yang berasal dari kawasan hijau Indonesia yaiutu NTT, bisa memenuhi kebutuhannya," sebutnya.
Baca juga: Dedi Nursyamsi: Basmi Hama Belalang di Food Estate Sumba Tengah Dijadikan Pakan Ternak
Ia menyampaikan terima kasih atas pengawalan dan kontribusi saling mengisi seperti ini.
Menurutnya, menjaga ketahanan pangan, tidak hanya pada keamanan tetapi ketersediaan. Karena itu, semua pihak mesti terlibat mengawal dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Pengiriman 500 Ternak
Dalam kesempatan yang sama, balai karantina pertanian Kupang bersama Irjen Jan Maringka dan rombongan melakukan pelepasan simbolis 500 ternak sapi ke pualu Kalimantan. Pengiriman itu, menggunakan kapal C2 yang akan diberangkatkan pekan ini.
Selain itu, Jan Maringka, menyebut, ternak yang dikirim adalah telah melakukan karantina selama 14 hari.
Tim kesehatan dari balai karantina, ujar Jan Maringka, telah melakukan pemeriksaan. Dia berharap tetrnak dari NTT bisa menjadi penopang kebutuhan ternak, terutama menjelang idul adha.
Jan menyampaikan 19 daerah di Indonesia telah terpapar PMK. Ia menyebut, rata-rata daerah zona merah berada di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Pemerintah terus berupaya dengan mendatangkan vaksin untuk mengatasi masala demikian.
Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak Sapi, TTS Masih Aman.
Menurut dia, pola penanganan PMK mirip dengan penanganan covid-19. Pada zona hijau atau tidak terpapar PMK, Jan mengaku, dilakukan pengetatan pada pengiriman dan juga disinfektan ke ternak.
"Kita juga sudah membentuk cek point. Artinya membatasi ternak hewan itu. Sekali lagi kita bersyukur kita memiliki Indonesia timur, NTT, jadi masyarakat tidak oeerlu khawatir untuk ketersediaan hewan kurban di Idul Adha," katanya.
NTT diharapkan menjadi penyuplai ternak terutama dalam situasi semacam ini. Bahkan kondisi ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Untuk pengawasan di tingkat petani, menurut Jan, telah dibentuk satgas dalam membantu pemerintah mencegah dan mengatasi masalah itu. (*)