Karena itu, ia juga mengajak mahasiswa agar membaca buku dari penulis terkenal, Noah Harari, yakni buku berjudul Homo Deus (Masa Depan Umat Manusia), Sapiens (Riwayat Singkat Umat Manusia) dan 21 Lessons (21 Adab untuk Abad 21).
Ia mengajak, mahasiswa agar saling menghargai dan menerima sebagai sesame manusia dan sesame anak bangsa.
“Sadarlah kita hidup sebagai satu komunitas sosial di kampus ini. Ada 30 ribu orang di kampus ini bergaul secara baik. Ada berbagai latar belakang agama, suku, daerah dan budaya, semua ada di kampus seluas 100 hektar ini,” tandas Prof. Fred.
“Jangan anggap dirimu paling pintar, paling hebat, paling benar. Kalau kamu behat, bantu orang yang tidak hebat. Kalau kamu pintar, bantu orang yang tidak pintar. Sebab, itu adalah bagian dari makluk sosial, warga negara Indonesia, bukan warga negara global, yang bergaul dan tahu sendiri melalui hasil browsing di internet,” tegas Rektor Undana.
Baca juga: Tenaga Kontrak dan Pegawai RSU Undana Kupang Diminta Melayani dengan Kasih
Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc yang dimoderatori Wakil Dekan Kemahasiwaan FISIP Markus Tae, S. Sos., M. Si, ketika menyampaikan materi Pendidikan Tinggi dan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, meminta mahasiswa agar mencerminkan karakter dan kapasitas diri sebagaimana seharusnya, baik melalui pikiran, tindakan dan perilaku.
Ia menyatakan, perkembangan Iptek yang sangat pesat saat ini, telah ikut membawa perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
“Pekerjaan dan cara kita bekerja berubah, banyak lapangan pekerjaan hilang, sementara berbagai jenis pekerjaan baru bermunculan. Perubahan ekonomi, sosial dan budaya juga terjadi dengan laju yang tinggi,” ujarnya.
Dalam masa yang sangat dinamis ini, papar Dr. Maxs, perguruan tinggi merespons secara cepat dan tepat. Melalui transformasi pembelajaran, Undana berupaya membekali dan menyiapkan lulusan agar menjadi generasi yang unggul, tanggap dan siap menghadapi tantangan zaman, tanpa tercerabut dari akar budaya bangsa.
Baca juga: Alumni Faperta Senang Prof. Heri Lalel Jadi Rektor Undana
Melalui program merdeka belajar, bakal calon Rektor Undana periode 2021-2025 itu menyebut, perguruan tinggi (PT) wajib memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran.
Ia menyebut, upaya PT untuk pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut: Pertama, paling sedikit empat semester dan paling lama 11 (sebelas) semester merupakan pembelajaran di dalam program studi.
Kedua, satu semester atau setara dengan 20 SKS merupakan pembelajaran di luar program studi (Prodi) pada PT yang sama.
Dan, ketiga, paling lama dua semester atau setara dengan 40 SKS merupakan pembelajaran pada Prodi yang sama di PT yang berbeda, pembelajaran pada Prodi yang berbeda di PT yang berbeda atau pembelajaran di luar PT.
Dalam paparannya, WR II Bidang Administrasi Umum, Keuangan, Kepegawaian dan Aset, Ir. Jalaludin, M. Si, dalam meterinya tentang Struktur Organisasi Undana, Fasilitas Kampus dan Biaya Kuliah berharap agar Organisasi Tata Kerja (OTK) Undana yang diajukan Undana bisa disetujui oleh pemerintah pusat agar struktur organisasi bisa mengalami sedikit perubahan dari yang ada saat ini.
Baca juga: Prodi Kimia FST Undana Gelar 2nd International Lecture Series
“Saat ini kita punya 11 fakultas, tetapi jika OTK disetujui, maka Undana hanya akan memiliki lsembilan fakultas, karena Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan nanti akan akan merger ke Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan merger ke Fakultas Kedokteran,” paparnya.
Karena itu, ia mengajak agar mahasiswa tidak perlu memersoalkan kondisi tersebut. Sebab, hal itu sudah menjadi tanggung jawab pemangku kepentingan dan pegelola PT.