Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juli 2021: Merpati & Ular

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RD. Fransiskus Aliandu

Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juli 2021: Merpati & Ular (Matius 10:16-23)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Ketika mengutus kedua belas murid, Yesus berpesan, "Jadilah bijak seperti ular dan tulus seperti merpati" (Mat 10:16).

Tak mudah untuk mengerti kombinasi "ular" dan "merpati". Kita tahu merpati itu burung peliharaan. Kita sering mendengar ungkapan "jinak-jinak merpati".

Tapi ular termasuk binatang liar dan licik. Hampir semua kita takut pada ular. Ia bisa mematuk dan racun atau bisanya sangat berbahaya.

Tapi St. Chrisostomus punya catatan reflektif menarik. "Ada saatnya ular akan mengganti kulitnya. Saat itu ia siap meninggalkan segala sesuatu, bahkan tubuhnya sendiri. Dengan begitu ia dapat terus hidup".

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 8 Juli 2021: Sosialitas

Maka, ular adalah simbol komitmen total; simbol dari orang-orang yang akan menanggung segala risiko demi tujuan yang paling mulia.

Dengan cara serupa, komitmen yang kita buat berarti meninggalkan segala sesuatu, kecuali iman kita. Dan kita harus siap menyerahkan kekayaan kita, atribut yang melekat pada diri kita, tubuh kita, bahkan hidup kita.

Tentu bukan dengan berlaku curang, licik, dengan kekerasan atau pun dengan tipuan, manipulasi, dan cinta diri. Kepentingan diri sendiri dan keamanan pribadi tidak mendapat tempat di sini.

Tapi kebijaksanaan tak berguna tanpa ketulusan. Kebijaksanaan dan ketulusan hati adalah pasangan, kombinasi yang serasi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 8 Juli 2021: Pergi dan Diutus

Maka, Yesus menggunakan burung merpati sebagai simbol ketulusan. Burung merpati dipersepsikan tidak pernah melakukan kekerasan yang dilakukan kepadanya. Burung merpati dipadu-padankan dengan ular.

Gambaran tentang ular dan burung merpati, kombinasi bahkan persatuan antara kebijaksanaan  dan ketulusan hati, memperlihatkan karakter dan cara para murid dalam menjalankan tugas perutusannya.

Seorang murid mesti berkomitmen dan konsisten menuntaskannya. Ia rela mau melepaskan apa pun, "harta miliknya". Dan hal itu harus dilakukannya dengan ketulusan.

Setiap hari, kita berusaha memperkuat komitmen kita untuk hidup dan berkarya sebagai murid. Apa yang mengarahkan kita sehingga kita mampu mempertaruhkan segalanya?

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 7 Juli 2021: Starting Twelve

Kalau Kristus meninggalkan segala sesuatu karena percaya pada kehendak Bapa-Nya dan cinta-Ny kepada kita; maka kita pun harus meletakkan pewartaan kabar sukacita di atas segala sesuatu, mengusahakan ketulusan dan kemurahan hati dalam hidup dan karya kita.

Halaman
12

Berita Terkini