Anggota DPR RI Ansy Lema Beri Kuliah Umum Terbatas di Kampus Stiper Flores Bajawa
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si memberi kuliah umum terbatas di Kampus Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (Stiper-FB). Kuliah unum yang mengusung tema "SDM Pertanian NTT Unggul Menuju Kedaulatan Pangan" tersebut dilaksanakan di Aula Stiper FB, Jumat 4 Juni 2021.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli, Ketua Yayasan RD. Silverius Betu, S.Fil., M. Han, dan para dosen serta mahasiswa.
Anggota DPR RI, Yohanes Fransiskus Lema dalam materinya mengatakan bahwa sejak menjadi anggota DPR RI dan dipercayakan duduk di Komisi IV, dirinya sudah mengganti akronim NTT sebagai Nanti Tuhan Tolong menjadi Nelayan Tani dan Ternak. Bukan tanpa dasar ia menggantikan akronim tersebut, sebab masa depan NTT berada pada tiga sektor tersebut.
Menurutnya, NTT adalah sebuah provinsi kepulauan. Dan diantara pulau- pulau tersebut terdapat perairan laut yang luasnya lebih besar dari luas daratan. Artinya apabila perovinsi Nusa Tenggara Timur bisa mengoptimalkan pembangunan pada sektor perikanan dan kelautan, maka bukan tidak mungkin sektor ini akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat yang pada gilirannya mampu menurunkan angka kemiskinan.
"Kalau kita lihat selama ini, sektor kelautan dan perikanan belum menjadi lokomotif pembangunan yang bisa mendorong roda pembangunan di NTT. Laut belum menjadi sumber kehidupan padahal potensi kelautan dan perikanan kita sangat besar," ungkapnya.
Selain sektor kelautan dan perikanan, Mantan Aktivis 98 itu menambahkan, NTT juga memiliki potensi pertanian yang sangat juga menjanjikan. Namun banyak lahan pertanian yang belum dikelolah secara baik sehingga para petani masih hidup dalam kesulitan.
Menurutnya, selain potensi pertanian yang belum dikelolah secara baik, mayoritas petani di NTT umumnya petani tradisional yang minim pengetahuan dan juga minim serana produksi karena bekerja mengandalkan tenaga manusia. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pengelolaan pertanian di NTT.
"Bagaimana mungkin kita mau melakukan loncatan-loncatan tranformasi besar di sektor pertanian kalau SDM di sektor pertanian itu baik dari segi kuantitas apalagi kualitas masih sangat terbatas. Maka tepat dan sangat benar lembaga pendidikan tinggi ini menyelenggarakan diskusi kita pada hari ini dengan tema SDM Pertanian NTT Unggul Menuju Kedaulatan Pangan," ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Pemkab Manggarai Bentuk Program Petani Merdeka
Baca juga: Pelatih Timas Indonesia Shin Tae-yong Jujur Katakan Pengalaman Pemain Indonesia Tidak Banyak
Ansy menyakini bahwa kehadiran lembaga pendidikan tinggi Stiper Flores Bajawa mempunyai tujuan tersendiri yakni untuk melahirkan banyak serjana dibidang pertanian yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan sehingga kemudian ilmu pertanian tersebut bisa dibagi kepada para petani.
Dijelaskannya, umumnya para petani di Indonesia dan khususnya di NTT usianya sudah cukup senja. Kalaupun ada anak-anak muda yang mau bergelut di bidang pertanian jumlahnya sangat sedikit, sehingga negara sangat intensif mengkampanyekan tentang pentingnya melakukan regenerasi petani dengan cara memberikan dukungan kepada anak-anak muda kelompok milenial untuk kemudian mulai mencintai dunia pertanian.
"Dan membangun sebuah penyadaran kepada kaum muda bahwa menyandarkan kehidupan pada sektor pertanian juga sangat menjanjikan kehidupan yang sejahtera," ungkapnya.
Peran Penyuluh Pertanian Sangat Penting
Dalam kondisi para petani didominasi oleh mereka yang sudah memasuki usianya senja dan tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, maka peran penyuluh pertanian menjadi sangat penting. Menurut Ansy Lema, perbandingan antara jumlah penyuluh pertanian dan para petani di Indonesia tidak proporsional.