POS-KUPANG.COM - Ternyata Begini Cara TNI Identifikasi KKB Papua dan Warga Sipil, Mahfud MD: Hati-hati dan Fokus
Pemerintah memastikan akan berhati-hati dalam bertindak mengamankan Papua dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, menegaskan, pengejaran terhadap teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua dilakukan secara fokus dan hati-hati.
Baca juga: Walau KKB Papua Masih Beringas, Tapi Tak Ada Niat Terapkan Darurat Militer, Ini Penjelasan Mahfud MD
Baca juga: Ancam PBB, KKB Papua Sebut Akan Ulangi Peristiwa 60 Tahun Lalu ke Warga Sipil Jika Tak Dibantu, Apa?
Mahfud mengatakan hal tersebut dilakukan agar warga sipil tidak menjadi korban.
Ia juga menegaskan pengejaran terhadap kelompok teroris di Papua tersebut dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemberantasan terorisme.
Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam Jakarta pada Rabu (19/5/2021).
"Pengejaran terhadap segelintir orang yang disebut KKB sebagai pelaku teror itu dilakukan secara hati-hati dan fokus sehingga tidak menimbulkan korban dari warga sipil," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan salah satu tugas pokok aparat keamanan yang melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris tersebut adalah memisahkan kelompok teroris dengan warga sipil.
Mahfud menjelaskan pemisahan kelompok teroris dan warga sipil dilakukan agar teroris tidak menjadikan masyarakat atau warga sipil sebagai tameng.
Karena menurutnya, selama ini kelompok teroris kerap berbaur dengan masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai tameng setelah membuat kekacauan.
Mahfud menjelaskan saat ini aparat keamanan telah berhasil mengidentifikasi empat sampai lima tempat kelompok teroris tersebut bersembunyi.
Baca juga: Kepung Sarang KKB Papua Pagi Hari, Prajurit TNI Terkena Tembakan, Kapolda: Kami Tidak Akan Mundur!
Baca juga: KKB Papua Diultimatum Menyerah dan Segera Menyerahkan Diri, Tingga Tungguh Waktu Hancur
Sebagian dari tempat-tempat tersebut, kata Mahfud, saat ini sudah dikuasai oleh aparat keamanan.
Meski telah berhasil mengidentifikasi sejumlah markas teroris tersebut, kata Mahfud, aparat keamanan tetap melakukan penyisiran dengan hati-hati untuk memastikan warga sipil tidak menjadi korban.
Selain berhasil mengidentifikasi tempat, kata Mahfud, pemerintah juga berhasil mengidentifikasi para pelaku teroris tersebut guna melakukan pemisahan teroris dengan warga sipil.
Tidak hanya itu, kata dia, aparat keamanan juga mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam upayanya memberantas para teroris di Papua tersebut.
Prosedur tersebut di antaranya adalah prosedur penembakkan yang ketat.
"Dengan demikian, setelah ditetapkan KKB sebagai kelompok teroris, aparat keamanan berusaha dan cukup berhasil sekarang ini memisahkan antara masyarakat sipil dan para pelaku teror," kata Mahfud.
BACA JUGA BERITA LAINNYA:
Upaya TNI dan Polri menumpas habis Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua tak lama lagi tuntas
Kelompok yang kerap membuat keonaran itu kini sudah tak berdaya lagi setelah banyak anggotanya yang tewas dalam kontak tembak , serta persediaan makanan yang menipis setelah semua akses jalan dan pasolan logistik kelompok itu ditutup rapat oleh gaungan TNI dan Polri
Aparat gabungan TNI-Polri gencar menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kontak senjata intens terjadi akhir-akhir ini.
Baca juga: Gerak TNI-Polri Tak Terbendung, Sarang Musuh Takluk Satu Persatu, Anggota KKB Papua Bertekuk Lutut?
Organisasi KKB Papua kini diultimatum untuk segera menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum TNI-Polri.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan saat inijalur lintasan yang dilalui KKB termasuk markas telah dikuasai aparat gabungan.
"Sejak awal aparat keamanan sebenarnya sudah berulang kali menyampaikan, kalau mau menyerahkan diri (maka) serahkan senjata api dan kita akan berpikir untuk bagaimana menerima mereka," kata Kapolda di Jayapura, Senin (17/5/2021).
Apabila KKB masih tetap melakukan aksi brutalnya, maka konsekuensinya adalah ditindak secara hukum.
"Kalau mereka tetap seperti sekarang, maka aparat keamanan tetap berhadapan dengan mereka, apapun risikonya kita akan melakukan penindakan," ujar Fakhiri.
Fakhiri menjelaskan, sejak 16 Mei lalu, Satgas Nemangkawi telah menduduki titik-titik yang sebelumnya dikuasai KKB, tinggal menunggu waktu untuk bertindak secara terukur dan tegas.
"Kita sedang melakukan penegakan hukum karena kita sedang tutup rapat jalur-jalur mereka untuk memastikan bahwa kelompok ini harus keluar dari masyarakat yang ada di Ilaga, baik yang di Gome, dan Mayuberi di Ilaga Utara," katanya.
Baca juga: Untung TNI-Polri Cepat Terapkan Siasat Jitu Ketika Bedakan Anggota KKB Papua dan Warga Sipil, Lho?
Dalam kesempatan yang sama, Fakhiri juga membantah kabar mengenai foto selongsong peluru dan bombardir yang dilakukan aparat TNI Polri melalui udara hingga menyebabkan pemukiman warga dan tempat ibadah hancur akibat ledakan.
"Memang kita punya helikopter tapi kita tidak gunakan untuk melakukan serangkaian serangan dari udara, karena dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan, kami masih fokus dengan pengejaran dari Satgas Nemangkawi.
Jadi foto yang disebarkan itu hoax dan hanya ingin mencari simpati," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambon dalam rilisnya mengungkapkan bahwa aparat TNI-Polri telah melakukan pengeboman melalui udara yang menyebabkan pemukiman warga termasuk satu tempat ibadah hancur di Kampung Dolinggame.
"Ratusan warga sudah mengungsi ke kampung yang dianggap aman, sebagian ke Kota Ilaga menduduki di rumah Kepala Dinas Sosial, dan sebagian sudah mengungsi ke Timika dan Nabire," katanya.