Padahal Israel sendiri telah mengumumkannya pada Sabtu (14/3) dan siap mengumumkan pada dunia beberapa hari ke depan, lapor Times of Israel Minggu (15/3).
Lalu, para ahli di seluruh dunia sepakat bahwa proses pengembangan vaksin dan distribusinya memakan waktu sekitar satu tahun, jika tidak lebih lama. (*)
Begilah Kondisi di China yang Diserang Virus Corona, Kota Lengang Mulai Beraktivitas
***Wabah virus corona langsung membuat negara sebesar China kerepotan menghadapi penyearannya***
Sejumlah kota bahkan Provinsi Hubei ditutup untuk menekan penyebaran virus. Kota Wuhan pun bak kota mati, hampir tidak ada aktivitas di jalan raya dan pusat-pusat perdagangan
Warga diminta bediam diri dalam rumah, sementara antrian panjang di rumah sakait membuat para medis harus bekerja keras bahkan melampaui jam kerja mereka
Setelah hampir dua bulan mengalami karantina yang ketat dan pembatasan perjalanan karena wabah virus corona merebak, kehidupan masyarakat di China perlahan-lahan mulai kembali normal. Jumlah kasus di negara itu perlahan menunjukkan tren penurunan.
Melansir pemberitaan South China Morning Post, Minggu9 15/3/2020), para pekerja secara bertahap kembali melakukan aktivitasnya.
Selain itu, ada bantuan staf medis di garis depan ketika jumlah pasien baru mengalami penurunan dan kondisi warga juga berangsur membaik. Sekolah, pabrik, ruang publik, dan lokasi wisata juga mulai dibuka kembali.
Sebelumnya, China sempat mengalami masa sulit ketika peyebaran virus corona sangat massif. Kala itu, Kota Wuhan di Provinsi Hubei dianggap sebagai pusat virus corona berkode SARS-CoV2 ini.
Sekolah dibuka, kembali ke kampung halaman Dengan membaiknya kondisi di China, sebanyak 144 SMA dan SMK di China rencananya akan dibuka kembali pada hari ini, Senin (16/3/2020).
Adapun sekolah-sekolah itu terletak di provinsi barat laut Qinghai. Sementara, lokasi wisata di Provinsi Yunnan, Sichuan dan Guizhou, secara bertahap mulai beroperasi kembali pada pekan ini. Selain itu, pembatasan perjalanan juga mengalami pelonggaran.
Para penduduk yang terisolasi selama berminggu-minggu mulai kembali ke Provinsi Hubei. Salah satu warga di Provinsi Hubei, Wu Haijian (36), mengisahkan, ia tiba di rumah pada Rabu (11/3/2020) setelah melakukan perjalanan panjang dari provinsi barat daya Yunnan.
Sehari-harinya, Wu bekerja sebagai peternak lebah. Setiap tahun, ia melakukan perjalanan ke Yunnan, pada akhir November, untuk mengembangbiakkan lebah madu.
Biasanya, ia baru kembali pada awal Maret. Namun, pada tahun ini, karena wabah virus corona, apa yang dirasakan Wu berbeda. Baca juga: Kenali, Ini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari Hampir 60 juta orang dikarantika pada akhir Januari 2020 karena penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Akibat karantina itu, Wu dan teman-temannya terjebak di Yunnan. Mereka menelepon pihak berwenang setempat dan meminta izin untuk kembali ke Hubei mulai 1 Maret 2020.
"Kami melakukan panggilan setiap hari, hingga pejabat lokal tidak (ingin) mengangkat telepon mereka saat tahu itu nomor kami," ujar Wu. Tak lama setelah itu, permintaannya akhirnya disetujui.
Wu dan beberapa temannya diizinkan kembali ke Hubei pada Senin (16/3/2020). Ia dibekali dengan sertifikat kesehatan dari Yunnan dan surat penerimaan yang diberikan oleh pihak berwenang di Hubei.
Ilustrasi warga kota yang mengenakan masker untuk cegah penularan infeksi virus. (Shutterstock)
Saat kembali, Wu membawa truk bermuatan lebih dari 150 sarang lebah. "Saya merasa lebih baik. Akhirnya, saya kembali ke rumah," ujar dia.
Namun, penundaan kembali ini menelan biaya sekitar 30.000 yuan atau sekitar Rp 62.699.836 (kurs 1 Rupiah setara dengan 2.089 yuan). Sebab, sepersepuluh lebahnya diracun dengan pestisida.
Kisah imigran di Guangzhou Cerita lainnya, seorang pekerja imigran di Guangzhou, China, Wang Faji (26), naik bus dari kota asalnya di Guizhou, Rabu (11/3/2020).
Wang telah bekerja jauh dari desanya selama empat tahun terakhir, dan kembali untuk liburan pada Tahun Baru Imlek.
Biasanya, ia kembali bekerja setelah Festival Lentera berakhir. Sama seperti Wi, tahun ini Wang harus tinggal di rumah selama satu bulan tanpa penghasilan dan bonus bekerja sebagai imbas virus corona di China.
Selama masa sulit itu, Wang hanya melakukan dua hal yakni mencari informasi tentang pekerjaan di Guangzhou, dan tindakan karantina di kota asalnya.
Ia juga mengejar mantan bosnya dengan gaji 4.800 yuan atau sekitar Rp 10.031.973 yang belum dibayarkan kepadanya sejak dua tahun lalu.
"Pandemik telah memengaruhi hidup saya, tetapi tidak parah. Satu-satunya harapan saya adalah meminta gaji saya kembali," ujar dia.
Seorang pejabat di Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan, Wei Baigang, mengungkapkan, meskipun ada langkah-langkah untuk membantu pekerja imigran kembali ke pabrik-pabrik yang kembali dibuka, namun sekitar setengah dari keseluruhan pabrik belum melakukannya.
Data resmi menunjukkan, aktivitas pabrik China dikontrak pada Februari 2020 karena wabah virus corona. Namun, muncul tanda-tanda menggembirakan bahwa kehidupan secara bertahap kembali normal, di saat negara-negara lain menerapkan langkah-langkah mereka untuk mengendalikan penyebaran virus.
Pemerintah Hubei mengeluarkan pemberitahuan yang meminta perusahaan untuk melanjutkan operasionalnya meskipun penduduk masih dilarang meninggalkan Provinsi Hubei pada Rabu (11/3/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Corona Ditemukan, Akan Diuji Coba ke 45 Orang Sukarelawan"