TTS Terkini
Anggota Komisi X DPR RI Anita Gah Prihatin Angka Anak Tidak Sekolah di TTS Tinggi
Anita Jacoba Gah, S.E membuka pendaftaran penerima Program Indonesia Pintar (PIP) di Kabupaten TTS
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE- Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, S.E membuka pendaftaran penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebagai salah satu upaya menekan angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Hal ini disampaikannya pada kegiatan Workshop Pendidikan BOSP 2025 Untuk Memastikan Pendidikan Bermutu untuk Semua, di Hotel Bahagia 2, Kelurahan Karang Sirih, Kecamatan Kota SoE, Rabu (20/8/2025) lalu.
"Jadi bapak mama yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), khususnya yang ada di sekitaran Kota SE ini, silakan mendaftarkan anaknya sebagai penerima PIP pada Jumat (22/8/2025), di GOR Nekmese," jelasnya.
Adapun bagi masyarakat yang jauh dari ibu kota kabupaten, kata Anita pihaknya akan menentukan waktu dan langsung menemui para calon penerima.
Baca juga: Anita Jacoba Gah Gelar Workshop Dorong Pengentasan Anak Tidak Sekolah di NTT
"Bagi bapa mama yang berada jauh dari kota, seperti di Amanatun, Kolbano, nanti saya yang akan ke sana, agar bapa mama bisa datang mendaftarkan diri, " tambahnya.
Adapun syarat yang dapat dibawa ketika mendaftar yaitu fotocopy kartu keluarga, lingkari anak yang mau diusulkan, lampirkan nomor telepon orang tua.
"Karena kadang mau diusulkan dapodik anak tidak boleh bertanda merah. Sehingga jika merah, dengan adanya kontak orang tua, kita bisa konfirmasi," jelasnya.
Anita menjelaskan beberapa kesalahan fatal yang tidak dapat diterima oleh sistem dapodik yang berdampak pada pendaftaran PIP, yaitu NIK, penghasilan orang tua harus sesuai, dan penulis nama ibu kandung juga tidak boleh salah.
Baca juga: Anita Gah Pantau Langsung Pendaftaran PIP di TTS
"Nanti di GOR saya bisa melihat langsung, karena saya akan perjuangan penerima PIP, tentu berdasarkan data di lapangan, " ungkapnya.
Anggota DPR dari Fraksi Demokrat ini ,menegaskan ini menjadi salah satu bentuk memutuskan rantai ATS yang tinggi di TTS. Dimana PIP ada untuk membantu anak-anak yang tidak mampu karena ekonomi.
"Bahkan saya minta pemda, untuk anak tidak sekolah yang jumlahnya besar itu, alasannya kenapa dan dimana? Jika alasannya karena ekonomi, kita berikan PIP semuanya," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa inilah tujuan PIP diberlakukan yaitu membantu anak-anak dapat bersekolah tanpa kendala ekonomi. Sehingga ia berharap kasus semacam ini tidak perlu ada lagi.
"Di GOR saya juga akan lihat, memang kuota saya terbatas, namun jika kebutuhan PIP melebihi kuota saya, maka saya akan minta ke kementrian, misalnya TTS butuh 10.000 siswa, kasih! Jangan ditahan-tahan, karena memang ini butuh, " tegasnya.
Baca juga: Anita Gah Soroti Dana PIP Rp 36 Miliar Bagi Siswa SMA/SMK Tak Tersalurkan
Terkait beberapa kasus gagal cair PIP oleh penerima, Anita Gah mendorong orang tua untuk terus memantau keluar masuknya dana PIP di rekening.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.