Opini

Opini: Ironi Nama Waka Nga Mere di Balik Kematian Prada Lucky

Dalam bahasa Nagekeo selatan, waka nga berarti karakter, wibawa, martabat, aura wajah; sementara mere berarti besar. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Vitalis Wolo 

Namun, tragedi Prada Lucky berpotensi membalik persepsi ini. Masyarakat yang awalnya ramah dan mendukung kini bisa merasa takut atau resisten terhadap satuan tersebut. 

Ketakutan ini bukan hanya terhadap individu pelaku, tetapi terhadap citra institusi yang dianggap membiarkan kekerasan terjadi di dalam barak. 

Dalam teori sosiologi militer, kepercayaan publik adalah modal sosial utama TNI di wilayah tugas. Sekali modal ini runtuh, pemulihannya memerlukan waktu lama dan usaha besar.

Kewajiban Hukum dan Reformasi Budaya

Dari perspektif hukum, kasus ini harus ditangani dengan transparan oleh otoritas hukum militer, mulai dari Subdenpom di Ende hingga pengadilan militer. 

Hukum pidana militer jelas melarang tindakan penganiayaan antar prajurit, apalagi yang menyebabkan kematian. 

Penegakan hukum yang tegas tidak hanya memberi keadilan bagi korban dan keluarganya, tetapi juga menjadi sinyal bahwa TNI tidak menoleransi budaya kekerasan internal.

Namun penegakan hukum saja tidak cukup. Diperlukan reformasi budaya organisasi untuk membasmi praktik kekerasan berbasis senioritas. 

Pelatihan nilai yang menghidupkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit harus diutamakan, bukan sekadar dihafal atau diucapkan saat upacara. 

Mekanisme pelaporan internal yang aman, program anti-hazing, dan pengawasan dari perwira harus diperkuat.

Kasus Serupa: Indonesia dan Dunia

Kasus dugaan penganiayaan hingga tewasnya Prada Lucky bukanlah peristiwa terisolasi. Dalam dua dekade terakhir, sejumlah kejadian serupa pernah mencuat di tubuh TNI. 

Misalnya, pada 2023, Prada MZR, anggota Batalion Xeni Tempur 4/ Tanpa Kawandya - Kodam IV Diponegoro tewas setelah dianiaya enam orang seniornya. 

Setahun sebelumnya,  tepatnya tanggal 5 November 2022, Prada MAP, anggota TNI Yonif 614/Raja Pandit - Kodam VI Mulawarman,  juga tewas setelah dipukul dan direndam oleh dua orang seniornya.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, kasus terkenal adalah kematian Private Danny Chen pada 2011, seorang prajurit keturunan Tionghoa yang bunuh diri setelah berbulan-bulan menjadi korban perundungan rasial dan kekerasan fisik dari rekan-rekan satu unitnya di Afghanistan. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved