Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 1 Agustus 2025, Terima Hal Baru dan Bermakna untuk Kemajuan Hidup

Iman dan kepercayaan itu sifat bertahan, permanen karena melibatkan hati/kehendak, pikiran dan kekuatan rasa yang mengikat.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Jumat 1 Agustus 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu
PW Santo Alfonsus Maria de Liquori, Uskup dan Pujangga Gereja
BUKA DIRI TERIMA HAL BARU DAN BERMAKNA UNTUK KEMAJUAN HIDUP

(Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37; Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab; Mat 13:54.55.56b-58)

"Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu?" (Mat 13:54b). Posisi Allah dengan manusia bisa amat sangat jauh (transenden) tapi bisa juga amat sangat dekat (imanen), di samping kita bahkan di dalam diri kita. Dalam ibadah atau dalam perayaan liturgis  kita mau mengungkapkan kedekatan kita dengan Allah.

Yesus yang adalah Anak Allah datang dari Allah dan dekat dengan manusia siapa saja yang membuka hatinya untuk percaya dan menerima Dia sebagai Mesias. Ia bergaul akrab dengan semua orang termasuk orang-orang miskin, orang-orang kecil, orang sakit, para difabel, para pendosa yang setelah mendengar pengajaran-Nya menyerahkan diri secara total kepada-Nya untuk diselamatkan melalui pertobatan mereka yang radikal (Santa Maria Magdalena dan Santo Paulus serta para tokoh-tokoh iman yang lain).

Allah dalam Yesus amat sangat dekat dengan manusia. Kita dekat Tuhan melalui perayaan liturgis untuk bersyukur (Ekaristi) dan doa-doa penyembahan kepada-Nya.

Orang-orang yang tidak memiliki iman dan kepercayaan kepada-Nya, hati mereka tertutup untuk menerina keselamatan. Takjub dan kagum pada Yesus belum cukup jika tidak dilengkapi dengan sikap iman yang pantas. Sebab sikap takjub dan kagum sifatnya temporal saja. 

Iman dan kepercayaan itu sifat bertahan, permanen karena melibatkan hati/kehendak, pikiran dan kekuatan rasa yang mengikat.

Orang sekampung Yesus hanya melibatkan perasaan saja, tanpa iman dan kepercayaan pada-Nya. Maka kekecewaan menyerang dan lalu mereka pun  berbalik dan menolak Yesus.

Menolak, tidak menghormati bahkan tidak percaya, pada dasarnya tidak mengurangi wibawa, kuasa mengajar dan status Yesus sebagai Anak Allah.

Yesus untuk mengajar tetap menakjubkan dan mengagumkan. Orang-orang seasal takjub dan tahu tentang hikmat kebijaksaan Yesus tentang hal beriman yang benar. Hal ini semestinya membuka cakrawala pemahaman iman mereka yang benar akan Allah.

Namun hal ini tidak untuk mereka. Banyak hal baru tentang khazanah iman yang Yesus ajarkan akhirnya berlalu begitu saja dari hadapan mereka.

Inilah keterbatasan manusiawi yang sering kali menutup mata, telinga bahkan hati kita untuk menerima hal-hal baru yang mendukung kemajuan dalam kehidupan kita, yang dibawa oleh sesama, sahabat, orang-orang dekat yang memiliki keunggulan tertentu yang membanggakan.

Upaya mendekatkan diri pada Tuhan itu penting. Roh Tuhan sendiri akan membimbing pada hal-hal yang mendukung keselamatan.

Musa membimbing orang Israel untuk dekat dan mengandalkan Tuhan dalam seluruh hidupnya. Musa mengajarkan bahwa perjumpaan dengan Tuhan adalah kudus. Dalam perjumpaan suci ini, kita mempersembahkan kurban dan menunjukkan sikap hormat kepada Tuhan.

Sejumlah hari raya yang disebut seperti Hari Paskah,  Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pondok Daun, dan lain-lain hanya bertujuan untuk mendekatkan mereka dengan Tuhan.

Maka Pemazmur menanggapi dalam kidungnya, "Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved