Nagekeo Terkini

Ratusan Umat Katolik di Maunori Ikut Misa Syukur Satu Abad SDK Maunori

atusan umat Katolik di wilayah Maunori tepatnya di Desa Mbainuamuri, Kecamatan Keo Tengah, menuju Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Maunori.

POS-KUPANG.COM/HO
UMAT KATOLIK - Ratusan umat Katolik di wilayah Maunori tepatnya di Desa Mbainuamuri, Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo sejak pukul 07.30 WITA mulai bergerak menuju gereja Katolik Hati Kudus Yesus Maunori, Kamis (31/7/2025). 

POS-KUPANG.COM, MBAY - Ratusan umat Katolik di wilayah Maunori tepatnya di Desa Mbainuamuri, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, sejak pukul 07.30 Wita mulai bergerak menuju Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Maunori, Kamis (31/7/2025). 

Hari ini, mereka mengikuti misa syukur satu abad SDK Maunori yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden SVD.

Selain umat, ratusan alumni SDK Maunori juga mengikuti misa syukur satu abad SDK Maunori ini.

Selain merayakan misa syukur satu abad SDK Maunori, di hari yang sama gereja Katolik juga merayakan Hari Orang Kudus Santo Ignasius Loyola seorang santo pendiri Serikat Jesus (Yesuit) yang dikenal karena perjuangannya dalam dunia pendidikan. 

Setelah mengalami pertobatan, Santo Ignasius Loyola menyadari pentingnya pendidikan untuk membantu sesama dan mendirikan Serikat Yesuit yang berfokus pada pendidikan, misi, dan keadilan sosial.

SDK Maunori menandai tonggak sejarah emas dengan merayakan 100 tahun kiprah pendidikan dan pengabdian, sejak berdirinya sebagai Volkschool atau Sekolah Rakyat Mauara pada 1 Agustus 1925.

Perayaan satu abad ini bukan hanya seremonial belaka, melainkan menjadi momen reflektif atas kontribusi besar SDK Maunori dalam membentuk generasi beriman, berilmu, dan berkarakter, serta mencetak berbagai prestasi di wilayah Keo dan sekitarnya.

Sebagai salah satu sekolah tertua yang berdiri di wilayah Keo, SDK Maunori awalnya dikenal sebagai Volkschool atau Sekolah Rakyat Mauara dan didirikan di sebuah lokasi bernama Mauara, bagian dari wilayah administratif Gemente Worowatu pada masa itu. 

Pendirian sekolah ini merupakan hasil kerja sama erat antara Pemerintah Belanda dan para misionaris Katolik dari Kongregasi Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD), khususnya oleh Pater Yosef Ettel, SVD yang mulai berkarya di Paroki Raja sejak tahun 1920 sekaligus sebagai pelopor berdirinya Volkschool Mauara.

Sebagai bagian dari sistem pendidikan kolonial Belanda, Volkschool Mauara memberikan akses pendidikan dasar bagi masyarakat pribumi yang kala itu sangat terbatas. Sekolah ini sekaligus menjadi pusat pewartaan iman Katolik dan pembentukan karakter anak-anak lokal.

Pada tahun 1937, Volkschool Mauara dipindahkan ke wilayah Ndeko Wara atau yang kini dikenal sebagai Tunu Ata, berdekatan dengan gereja baru di Stasi Maunori. Pemindahan ini diprakarsai oleh Pater Anton Bakker, SVD, yang menjadi tokoh penting dalam sejarah pendidikan dan pengembangan gereja lokal di Maunori.

Tak hanya memindahkan lokasi fisik sekolah, Pater Anton Bakker juga membawa visi baru dalam pendidikan, menjadikan sekolah sebagai institusi pembinaan iman dan karakter yang berkelanjutan. 

Bahkan, saat masa sulit pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, SDK Maunori tetap bertahan, meski mengalami pembatasan, termasuk larangan pengajaran agama.

Seiring perubahan zaman dan sistem pendidikan nasional, Volkschool Mauara berganti nama menjadi Sekolah Rakyat Negeri Mauara, kemudian Sekolah Dasar Katolik Mauara, hingga akhirnya pada 1987 resmi berganti nama menjadi SDK Maunori. 

Nama ini mencerminkan integrasi penuh ke dalam sistem pendidikan nasional Indonesia, tanpa kehilangan identitas keagamaan dan nilai-nilai Katolik.

SDK Maunori kini menjadi salah satu lembaga pendidikan dasar yang paling berpengaruh di wilayah Keo, membina ribuan siswa sejak didirikan. Dengan 12 Kepala Sekolah yang pernah memimpin dari Yohanes Djawa hingga kepala sekolah saat ini, Maria Magdalena Wea sekolah ini terus berkembang, didukung oleh lebih dari 80 guru sepanjang masa.

Sebanyak 12 kepala sekolah sepanjang sejarahnya mulai dari Yohanes Djawa, Alex Wae, Laurcns Feto, Yosef Siku, Gabriel Wundu, Abraham Ndapa, dan seterusnya hingga Maria Magdalena Wea, dengan jumlah guru yang mencapai delapan puluhan orang dari berbagai periode. 

Hingga saat ini, SDK Maunori telah melahirkan 2.293 alumni yang tersebar di berbagai sektor diantaranya 321 orang menjadi guru dan pendidik, 470 orang sebagai pegawai negeri dan swasta, 181 orang menjadi bidan, 170 orang menjadi perawat, 11 orang menjadi pastor, 9 orang menjadi bruder dan suster, 5 orang bertugas di TNI/Polri, 198 orang menjadi wiraswasta, 110 orang sebagai pengusaha/pedagang, 725 orang bekerja sebagai petani, 93 orang masih berstatus pelajar/mahasiswa.

Kontribusi alumni ini menunjukkan keberhasilan SDK Maunori dalam mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya terdidik secara akademik, tetapi juga terintegrasi dengan nilai-nilai kehidupan politik, sosial ekonomi dan budaya nasional dan lokal. 

Patut disebut beberapa nama alumni SDK Maunori yang berkiprah di kancah nasional seperti Pater Zakarias Ze, SVD, Gaspar Gero seorang tokoh awam Katolik di Provinsi NTT dan anggota DPR RI, Siprianus Taa (pegawai KPN dan Direktorat Anggaran Nasional) dan Yosef Djogo (Perintis BLPP Kupang dan Dinas Pertanian Prov NTT), Arkhilaus Sabu (RPKAD/KOPASSUS,), Ir. Anton Bala (PT Suko Ma'u di Jakarta) dan Elias Siga di Jakarta, Pater Paulus Tolo, SVD (Provinsial SVD Ruteng), Herdianto E.Ndiwa (Kepala Sekolah SMAK Regina Pacis Bajawa) dan masih banyak lagi. 

Lebih dari sekadar tempat belajar, SDK Maunori telah berperan sebagai pusat pembentukan karakter, iman, dan budaya lokal, mencerminkan kolaborasi kuat antara Gereja Katolik, masyarakat adat, dan pemerintah. Kurikulum yang diterapkan selalu menyesuaikan perkembangan zaman namun tetap menjunjung tinggi nilai moral dan spiritual.

Dengan semangat pelayanan, inovasi, dan ketahanan selama satu abad, SDK Maunori kini menjadi inspirasi nyata dalam dunia pendidikan di Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini telah membuktikan bahwa ia telah bertranformasi menjadi sekolah yang berakar dari kepedulian dan kerja sama lintas pihak dapat menghasilkan perubahan berkelanjutan bagi masyarakat dan bangsa.

Merayakan 100 tahun bukanlah garis akhir bagi SDK Maunori, melainkan awal dari babak baru perjuangan pendidikan. Dengan tetap menjaga semangat awal para pendirinya, SDK Maunori siap melangkah ke masa depan dengan keyakinan dan komitmen tinggi untuk terus menjadi pelayan pendidikan yang berakar pada iman, budaya, dan kecintaan terhadap tanah Nagekeo. (bet)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved