Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 23 Juli 2025, "Jadilah Tanah yang Subur"

Itulah kebiasaan bertani di Palestina. Unsur yang mengherankan dalam perumpamaan ini yakni bahwa awal dari penaburan begitu kecil, begitu rentan

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 23 Juli 2025
Birgitta
Kel. 16:1-5,9-15; Mzm. 78:18-19,23-24,25-26,27-28; Mat. 13:1-9.
Warna Liturgi Hijau

Jadilah Tanah yang Subur

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus

Penginjil Matius(13: 1-9) hari ini mengisahkan tentang seorang penabur yang menaburkan benih. Benih itu jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu, di semak duri dan di tanah yang baik.

Di Palestina, petani menabur lebih dahulu, baru kemudian orang membajak kebun itu. Dapat dimengerti mengapa ada benih yang jatuh di jalan atau di tengah semak duri yang memang belum dibersihkan. Burung yang datang memakan benih rupanya terjadi sebelum tanah sempat dibajak sesudah benih ditabur.

Itulah kebiasaan bertani di Palestina. Unsur yang mengherankan dalam perumpamaan ini yakni bahwa awal dari penaburan begitu kecil, begitu rentan terhadap kegagalan tetapi pada akhirnya hasil begitu pasti, berlipat ganda.

Tiga perempat dari benih yang ditaburkan percuma, tetapi seperempat yang sisa menghasilkan buah begitu berlimpah dan mengangumkan. Sekalipun ada kegagalan, hasilnya selalu di luar dugaan. Inilah ajaran tentang Kerajaan Sorga.

Warta Yesus berawal begitu sederhana, menghadapi tantangan. Tetapi hasil akhir gemilang, Yesus menyelamatkan dunia. Inilah kebenaran umum yang mau diwartakan dalam perumpamaan tersebut.

Perumpamaan ini menarik untuk direnungkan. Dari perumpamaan ini kita bisa melihat bahwa diri kita ibarat tanah, dan memang kita manusia adalah tanah karena berasal dari tanah. Tanah adalah salah satu faktor penting bagi sebuah benih untuk bisa tumbuh subur dan menghasilkan buah.

Lokasi yang buruk dan tidak cocok untuk pertanian adalah jika lapisan tanahnya sedikit, berbatu dan kering, sudah bisa dipastikan tanaman sulit untuk tumbuh disana.

Dalam bacaan hari ini, Yesus menghimbau setiap pengikut-Nya agar berusaha menjadi tanah yang baik atau tanah yang subur, supaya bisa ditaburi dan ditanami benih yang unggul untuk sebuah masa depan.

Tanah yang baik/subur harus mengandung kadar gizi-mineral yang sesuai. Begitu pun dengan diri yang baik harus mengandung dan menampilkan perkataan serta perbuatan yang baik.

Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Kita hidup di bumi Indonesia yang hijau dan subur. Agar tanah hati kita tetap subur, maka perlu ditaburkan hidup beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu berkemanusiaan yang adil dan beradab, selalu bersatu, selalu berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Inilah tanah yang baik sebagai warga negara Indonesia dan sebagai orang beriman yang berbangsa. Kita harus
harus selalu tunduk dan taat kepada rencana dan kehendak Allah. Allah menjadi sembah dan takwa kita yang pertama dan utama.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved