Ende Terkini
Minyak Tanah Kembali Langka di Ende, Bupati Yosef Badeoda Duga Ada Penimbunan
Ia berharap pemerintah segera turun tangan dan memperbanyak pasokan agar krisis minyak tanah tidak terus berlanjut.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, ENDE -- Kelangkaan minyak tanah kembali terjadi di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menjadi persoalan serius yang dikeluhkan masyarakat.
Warga mengaku kesulitan mendapatkan bahan bakar subsidi tersebut dalam beberapa pekan terakhir, sementara harga di lapangan melambung jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Salah satu warga Kota Ende, Dian Anggraeni, menyebut kelangkaan sudah terjadi sejak sekitar satu bulan terakhir. Biasanya pasokan rutin masuk setiap pekan, namun hingga saat ini minyak tanah tidak lagi tersedia di pangkalan.
“Mulai bulan lalu kalau nggak salah, biasanya tangki minyak itu seminggu masuk. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” kata Dian, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Vanili Kering di Ende Capai Rp 350.000 per Kg
Dian, yang sehari-hari berjualan nasi ayam di Kelurahan Mautapaga, terpaksa beralih menggunakan kompor gas karena tidak mendapatkan minyak tanah. Namun biaya penggunaan gas dinilai sangat memberatkan.
“Saya pakai tabung gas 12 kilo. Isi ulangnya Rp280.000, itu pun hanya cukup untuk dua bulan. Kalau keadaan begini terus, bisa mati kita,” keluhnya.
Ia berharap pemerintah segera turun tangan dan memperbanyak pasokan agar krisis minyak tanah tidak terus berlanjut.
“Kalau bisa cepat diatasi, dan stok minyak tanah diperbanyak,” pintanya.
Menyikapi kelangkaan ini, Bupati Ende Yosef Benediktus Badeoda langsung mengambil tindakan. Ia mengatakan pihaknya telah mengecek jalur distribusi minyak tanah dari Pertamina hingga ke pangkalan, dan tidak ditemukan hambatan.
“Kami sudah cek, penyaluran dari Pertamina ke agen dan ke pangkalan itu lancar,” ujar Bupati Yosef, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Jadwal Tol Laut KM Sabuk Nusantara 49 , 26 Juli Rute Ende - Waikelo - Bima
Namun demikian, ia mencurigai adanya praktik penimbunan atau penahanan pasokan oleh oknum tertentu di tingkat pasar.
“Mungkin ada pihak-pihak yang bermain di pasar, diduga menimbun atau menahan barang. Ini yang sedang kami selidiki,” tegasnya.
Pantauan media di lapangan menunjukkan bahwa selain langka, harga minyak tanah di beberapa lokasi dijual di atas HET yakni Rp4.000/liter, bahkan tembus hingga Rp8.000 hingga Rp10.000/liter.
Menanggapi hal ini, Bupati Yosef menyatakan akan segera melakukan pengecekan dan memberi sanksi jika ditemukan pelanggaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.