Opini
Opini: Growth Mindset dan Pembelajaran Mendalam
Materi pertama dalam pengenalan pendekatan ini adalah Modul Growth Mindset (Pola Pikir Bertumbuh).
Oleh: Adrianus Ngongo
Fasilitator Nasional Pembelajaran Mendalam SMA/SMK Provinsi Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM - Demi memperbaiki mutu pembelajaran dan pendidikan di sekolah – sekolah di Indonesia, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memperkenalkan konsep pendekatan pembelajaran mendalam.
Materi pertama dalam pengenalan pendekatan ini adalah Modul Growth Mindset (Pola Pikir Bertumbuh).
Tentu ada hubungan sangat erat di antara konsep Growth Mindset dan Pembelajaran Mendalam dimana growth mindset adalah kunci yang menentukan keberhasilan implementasi pembelajaran mendalam.
Tanpa perubahan pola pikir, implementasi pembelajaran mendalam terancam gagal.
Growth Mindset
Carol Dweck dari Stanford University adalah figur yang pertama kali memperkenalkan terminologi growth mindset lewat bukunya Mindset: The New Phsychology of Success.
Dalam buku tersebut Dweck mendefinisikan growth mindset sebagai keyakinan bahwa kemampuan seorang individu dapat berkembang melalui usaha dan strategi yang tepat, serta pembelajaran terus-menerus.
Dalam pengertian ini terkandung makna bahwa bakat individu bukanlah sesuatu yang bersifat tetap tetapi sebetulnya dapat diasah dan dikembangkan.
Seorang individu yang memiliki growth midset akan menunjukkan ciri: menerima tantangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh, memandang kegagalan sebagai pembelajaran untuk terus berkembang, selalu ingin belajar dan mengembangkan diri, percaya pada usaha dan kerja keras serta menghargai proses lebih dari pada hasil.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari, growth mindset sangat bermanfaat. Pertama, mendorong individu untuk memiliki motivasi yang tinggi.
Berani mencoba hal-hal baru dan menerima tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang.
Kedua, peningkatan kinerja. FoKus pada proses untuk terus berkembang dan menghasilkan karya yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Ketiga, ketahanan mental yang kuat. Tangguh dan cepat pulih dari masalah yang dihadapi serta tidak mudah menyerah.
Keempat, peningkatan kreativitas. Dengan mental yang tangguh dan kepercayaan pada kemampuan diri sendiri untuk bertumbuh, seorang individu dengan growth mindset akan mampu mencari solusi kreatif tanpa tergantung pada cara-cara konvensional.
Pembelajaran Mendalam
Michael Fullan dalam bukunya berjudul Deep Learning: Engage the World Change the World (2018) mendefinisikan pembelajaran mendalam (deep learning) sebagai pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membangun kompetensi global dengan mencari solusi dari masalah-masalah kehidupan nyata.
Menurut Fullan, pembelajaran mendalam harus lebih dari sekedar penguasaan konten.
Pembelajaran mendalam juga mengembangkan karakter, kewarganegaraan, dan empat keterampilan abad 21: berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi dan komunikasi.
Dalam ungkapan yang sederhana, Fullan menyebutnya dengan 6 C’s (Character, citizenship, critical thinking, creativity, collaborative and communication).
Dalam implementasinya di Indonesia, keenam dimensi profil tersebut ditambah dua lagi yakni keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan kesehatan.
Pembelajaran mendalam menekankan proses dalam meningkatkan harapan diri sendiri dan orang lain untuk belajar dan berprestasi.
Dalam proses pembelajaran keterlibatan siswa akan meningkat karena siswa mendapatkan pembelajaran yang dipersonalisasi dan bermakna.
Keterhubungan siswa dengan dunia nyata yang lebih mencerminkan realitas dan identitas budaya mereka sendiri akan sangat berguna dalam menjalin relasi dengan rekan dari budaya yang berbeda.
Pembelajaran mendalam juga memberi ruang yang luas bagi penghayatan nilai-nilai spiritual yang dianut oleh sebagian besar warga dunia baik yang sekuler maupun religius.
Bersamaan dengan itu, pembelajaran mendalam juga mendorong penguasaan keterampilan, pengetahuan, kepercayan diri dan kemandirian siswa melalui pembelajaran inkuiri kolaboratif.
Selanjutnya pembelajaran mendalam mendukung komunitas sekolah untuk selalu memperbaharui hubungan di antara siswa, orangtua, masyarakat dan guru.
Pembaharuan hubungan ini bermakna strategis karena memberi energi baru untuk terus berusaha memperbaharui diri.
Sejalan dengan semangat tersebut, pembelajaran mendalam menorong setiap individu untuk semakin mempererat hubungannya dengan orang lain melalui perbuatan baik.
Pentingnya Growth Mindset dalam Pembelajaran Mendalam
Growth Mindset, atau Pola Pikir Bertumbuh (PPB), adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat dikembangkan melalui usaha, strategi yang tepat, dan pembelajaran dari pengalaman.
Dalam konteks pendidikan Indonesia yang sedang bertransformasi menuju pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), growth mindset menjadi fondasi yang sangat penting.
Pembelajaran mendalam menekankan pada pemahaman konsep secara menyeluruh, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan refleksi.
Semua ini hanya dapat tercapai jika siswa dan guru memiliki pola pikir yang mendukung proses belajar yang berkelanjutan dan tidak takut gagal.
Salah satu tantangan utama dalam pendidikan Indonesia adalah budaya belajar yang masih menekankan pada hafalan dan nilai ujian semata.
Banyak siswa merasa cemas terhadap kegagalan dan takut untuk mencoba hal baru karena takut dianggap tidak mampu. Di sinilah growth mindset memainkan peran penting.
Ketika siswa meyakini bahwa kesulitan adalah bagian dari proses belajar dan kegagalan adalah kesempatan untuk belajar lebih baik, mereka akan lebih gigih dan terbuka terhadap pembelajaran yang mendalam.
Mereka tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga menghargai proses belajar itu sendiri.
Bagi guru, growth mindset juga penting dalam mendorong pendekatan pedagogis yang lebih reflektif dan responsif.
Guru dengan pola pikir berkembang cenderung lebih terbuka terhadap inovasi, evaluasi diri, dan kolaborasi dengan sesama pendidik dan pihak eksternal.
Mereka tidak terpaku pada metode lama, tetapi selalu kratif mencari cara baru agar pembelajaran lebih relevan, bermakna, dan menantang siswa untuk berpikir lebih dalam.
Hal ini sangat sesuai dengan arah kebijakan Kurikulum Merdeka yang menuntut pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi dan karakter.
Selain itu, growth mindset membantu menciptakan budaya sekolah yang positif, di mana siswa dan guru merasa aman untuk bereksperimen, mengemukakan ide, dan belajar dari kesalahan.
Lingkungan belajar seperti ini akan mendorong keterlibatan aktif dan motivasi intrinsik siswa, yang merupakan kunci utama dalam pembelajaran mendalam.
Akhirnya, growth mindset tidak hanya penting, tetapi sangat esensial dalam keberhasilan pendekatan pembelajaran mendalam di Indonesia.
Tanpa pola pikir ini, transformasi pendidikan yang diharapkan sulit tercapai karena peserta didik maupun pendidik belum memiliki fondasi psikologis dan sikap mental yang mendukung proses belajar yang dinamis, reflektif, dan berkelanjutan. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Opini: Membaca Fenomena Eat the Rich di Indonesia |
![]() |
---|
Opini: Menyoal Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia di Nusa Tenggara Timur |
![]() |
---|
Opini: Remaja dan Seni Mencintai, Membaca Ulang Pacaran di Zaman Kini |
![]() |
---|
Opini: Mohon Tenang Sedang Pemilihan Rektor Undana |
![]() |
---|
Opini: Kasus Eks Kapolres Ngada Cacat Hukum atau Cacat Nurani? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.