Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik : 'Lihatlah, Itu HambaKu yang Kupilih'
Kisah ini mengingatkan kita akan kuasa Allah untuk membebaskan kita dari segala bentuk perbudakan, baik fisik maupun rohani.
Oleh : Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik Sabtu 19 Juli 2025 Hari Sabtu Pekan Biasa XV dari Bruder Pio Hayon SVD merujuk pada Bacaan I: Kel. 12: 37-42 dan Injil: Mat. 12: 14-21
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Salam sejahtera untuk kita semua. Bacaan-bacaan yang kita renungkan hari ini, membawa kita pada dua gambaran yang kuat tentang pembebasan dan penggenapan nubuat.
Tema "Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana Allah memilih dan menggunakan orang-orang untuk melaksanakan rencana-Nya, serta bagaimana kita dapat merespons panggilan untuk menjadi hamba-Nya.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Dalam bacaan pertama dari kitab Keluaran 12:37-42, kita membaca tentang keluarnya bangsa Israel dari Mesir setelah 430 tahun diperbudak.
Baca juga: Renungan Harian Katolik : Allah Tidak Kompromi dengan Kejahatan Terhadap Sesama
Malam Paskah menjadi peringatan akan pembebasan mereka oleh tangan Tuhan yang kuat.
Kisah ini mengingatkan kita akan kuasa Allah untuk membebaskan kita dari segala bentuk perbudakan, baik fisik maupun rohani.
Sedangkan dari Injil Matius 12:14-21, Matius mengutip nubuat dari Kitab Yesaya tentang hamba Tuhan yang dipilih oleh Allah.
Hamba ini akan membawa keadilan kepada bangsa-bangsa, tidak akan bertengkar atau berteriak, tidak akan mematahkan buluh yang patah atau memadamkan sumbu yang pudar, sampai Ia menjadikan keadilan itu menang.
Bangsa-bangsa akan menaruh harapan kepada nama-Nya. Matius menyatakan bahwa nubuat ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Yesus adalah hamba yang dipilih oleh Allah untuk membawa keadilan dan keselamatan kepada seluruh dunia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 18 Juli 2025, Kesombongan Rohani Para Farisi
Ia melakukan pelayanan-Nya dengan lemah lembut dan penuh kasih, tidak mematahkan semangat orang yang lemah atau memadamkan harapan orang yang putus asa.
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Ia telah membebaskan kita dari perbudakan dosa dan maut, dan memberikan kita pengharapan akan kehidupan kekal.
Refleksi atas permenungan kita dari bacaan-bacaan ini adalah Pembebasan: Apakah kita menyadari bahwa kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa melalui pengorbanan Kristus? Apakah kita menghidupi kebebasan itu dalam kehidupan sehari-hari?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.