TPID NTT Perkuat Sinergi Pusat Daerah Wujudkan Kemandirian Pangan dan Inflasi Terkendali

Petani sangat berjasa bagi NTT, baik dalam menopang pertumbuhan ekonomi maupun menjaga inflasi. Untuk itu, ketahanan dan kemandirian pangan

Editor: Sipri Seko
POS KUPANG/TARI RAHMANIAR ISMAIL
MEETING TPDI - Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi NTT memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah melalui forum High Level Meeting TPID yang digelar di Kupang, Selasa (15/7). 

Laporan Reporter Pos-Kupang.Com/Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Guna menjaga inflasi tetap terkendali dan mewujudkan ekonomi berkelanjutan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah melalui forum High Level Meeting (HLM) TPID yang digelar di Kupang, Selasa (15/7).

Forum ini dipimpin langsung Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma dan Kepala BI NTT, Agus Sistyo Widjajati.

Sebelum pelaksanaan, dilakukan inspeksi langsung ke sejumlah titik penting, seperti Gudang Bulog Alak, Pelabuhan Peti Kemas Pelindo Tenau, Pasar Kasih dan Pasar Oebobo untuk memantau langsung kondisi pasokan dan harga pangan.

“Petani sangat berjasa bagi NTT, baik dalam menopang pertumbuhan ekonomi maupun menjaga inflasi. Untuk itu, ketahanan dan kemandirian pangan harus kita dukung bersama,” tegas Melki dalam sambutannya. 

Dalam upaya mempercepat kemandirian pangan, Melki menekankan pentingnya setiap desa memiliki produk unggulan melalui program One Village One Product. Ia juga memperkenalkan inisiatif NTT Mart yang akan hadir di setiap kabupaten/kota, sebagai sarana memastikan distribusi komoditas pertanian dan kepastian pasar.

“Kami mengapresiasi langkah awal BI NTT dan GMIT yang telah mendukung ide ini lewat pendirian Toko Pangan GG Mart di Kota Kupang. Ini adalah awal dari cita-cita besar kami menuju kemandirian pangan yang sesungguhnya,” tambah Melki.

Agus Sistyo Widjajati, menegaskan bahwa stabilnya inflasi tahunan NTT yang tercatat 1,72 persen (yoy) hingga Juni 2025 tidak boleh membuat lengah. “Stabilitas inflasi ini harus diperkuat dengan peningkatan produktivitas pertanian, pemerataan distribusi pangan, dan hilirisasi komoditas pertanian agar ketahanan pangan lebih merata di seluruh kabupaten/kota,” jelasnya.

Agus juga menyampaikan bahwa BI terus mendorong penerapan Good Agricultural Practice (GAP), pelatihan SDM, serta perluasan akses pasar sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi daerah dan pengurangan ketergantungan terhadap impor.

Dalam forum tersebut, sejumlah pejabat pusat turut hadir, di antaranya Deputi Kemenko Perekonomian, Dr. Ferry Irawan; Deputi Badan Gizi Nasional, Brigjen (Purn) TNI Suardi Samiran; serta Deputi Badan Pangan Nasional, Dr. Andriko Noto Susanto (hadir secara daring).

Beberapa program strategis yang disinergikan antara pusat dan daerah antara lain Ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian di lahan kering diversifikasi dan hilirisasi pangan, peningkatan jumlah dan kapasitas Sentra Pengolahan Pangan Grosir (SPPG), penguatan rantai pasok domestik SPPG. Fasilitasi pembiayaan produktif melalui business matching dengan KUR perbankan.

Rangkaian acara ditutup dengan capacity building untuk TPID se-NTT, mencakup pelatihan penyusunan self-assessment, One Page Summary (OPS), roadmap TPID, dan program pengembangan ekonomi lokal. (iar) 

 

 

 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved