Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Minggu 13 Juli 2025: Menjadi Sesama Karena Digerakkan Belas Kasih

Lalu datanglah seorang Samaria. Ia berhenti, membalut luka korban, membawanya ke penginapan, dan menanggung seluruh biayanya. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOKUMENTASI ROMO LEO MALI
Romo Leo Mali 

Orang Samaria yang baik hati adalah ikon belas kasih Allah. Ia adalah gambaran Yesus sendiri, yang menurut Santo Paulus, adalah “yang sulung dari segala ciptaan” dan telah “mendamaikan segala sesuatu kepada Allah dengan darah salib-Nya” (Kol 1:15-20). 

Ia telah datang untuk menjadi sesama bagi setiap manusia. Ia tidak menjauh dari yang sakit, yang berdosa, atau yang terluka. Ia justru mendekat, menyentuh dan menyembuhkan. 

Dengan mengikuti teladan orang Samaria yang baik, Seperti dikatakan Paus Fransiskus dalam evangelii Gaudium, “Kita dipanggil untuk menjadi Gereja yang luka karena berada di jalan bersama orang-orang yang menderita, bukan Gereja yang nyaman karena tinggal dalam benteng” (EG. 49).

Kedekatan fisik atau hubungan darah tidak menjamin seseorang menjadi sesama yang baik bagi yang lain. 

Kita bisa tinggal dalam satu rumah, dalam satu komunitas, atau satu iman, tetapi kalau hati kita tidak digerakkan oleh belas kasih, maka kita belum menjadi sesama. 

Menjadi sesama adalah sebuah panggilan untuk kita. Karena dengan menjadi sesama yang baik bagi yang lain, seseorang mencapai kepenuhan dirinya. 

Demikian kata Santo Yohanes Paulus II “Manusia tidak bisa menemukan dirinya sepenuhnya selain dalam pemberian dirinya dengan tulus kepadaorang lain” (Redemptor Hominis, 10). 

Menjadi sesama berarti membuka telinga hati, mendengarkan suara Tuhan yang berbicara dalam batin kita. Belas kasih adalah bahasa Allah yang paling dalam. 

Dan hanya dengan membiarkan hati kita digerakkan oleh belas kasih, kita bisa menjadi saudara bagi siapa saja —terutama bagi mereka yang tersingkir, terlukai, dan dilupakan.

Hari ini, kita diundang untuk mendengarkan Tuhan, membuka hati, dan membiarkan hidup kita digerakkan oleh kasih-Nya. 

Dengan harapan ini marilah kita berdoa, “Tuhan, ajarilah kami untuk tidak lewat begitu saja di hadapan kesusahan sesama kami. Tetapi bukalah hati kami, dan gerakkanlah kami dengan belas kasih-Mu. Jadikan kami sesama yang setia, sebagaimana Engkau telah lebih dahulu menjadi sesama yang bagi bagi kami.” Amin. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved