Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 12 Juli 2025, "Menjadi Murid yang Diutus"

Yesus mengumpamakannya seperti domba ke tengah-tengah serigala. Oleh karena itu, dalam Injil hari ini Yesus memberi pesan yang menjadi pegangan

Editor: Eflin Rote
dok-pribadi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Sabtu, 12 Juli 2025
Hari biasa Pekan XIV
Kej. 49:29-32; 50:15-26a; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7; Mat. 10:24-33
Warna Liturgi Hijau

Menjadi Murid yang Diutus

Yesus mengutus para murid untuk mewartakan Kerajaan Allah. Wujudnya adalah menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Perutusan ini tidaklah mudah, bahkan berat.

Yesus mengumpamakannya seperti domba ke tengah-tengah serigala. Oleh karena itu, dalam Injil hari ini Yesus
memberi pesan yang menjadi pegangan dan kekuatan untuk menjalankan perutusan-Nya. Pesan-pesan ini berlaku pula bagi kita, para murid Tuhan Yesus, di zaman sekarang.

Ada empat pesan. Pertama, “Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya.” Untuk sama seperti gurunya, seorang murid tidak cukup hanya belajar rajin, tetapi lebih dari itu harus tinggal bersamanya dan membuka hati untuk mau diubah dan dibentuk oleh sang guru.

Pesan ini mengundang kita untuk mau terus menerus tinggal bersama Yesus dan mau diubah oleh-Nya. Kita menjadi alter Christus atau Kristus yang lain kalau kita dijiwai oleh-Nya dan menjadikan nilai-nilai hidup Kristus sebagai nilai-nilai hidup kita. Kita menjadikan diri kita sehati-seperasaan dengan Kristus sendiri.

Kedua, “Janganlah takut kepada mereka yang memusuhimu. Takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”

Yang berkuasa ini adalah Tuhan sendiri. Kita harus mendidik diri untuk takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan berbeda dengan takut akan sesuatu hal. Kalau takut akan sesuatu, kita biasanya akan menjauhi atau menghindarinya. Sebaliknya, takut akan Tuhan justru mendorong kita untuk mendekati-Nya dan selalu berusaha intim dengan-Nya.

Semakin dekat dengan Tuhan dan membiarkan diri dikuasai oleh-Nya, kita semakin damai dan tidak takut pada sesuatu pun karena Tuhan akan selalu melindungi dan membimbing kita.

Ketiga, “Kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Kita diciptakan segambar dan secitra dengan Allah. Kita adalah pantulan diri Allah sendiri.

Oleh karenanya, kita sungguh berharga di hadapan Allah. Kita disayang dan dicinta oleh Allah. Tidak ada yang lebih bernilai selain kesadaran bahwa kita dicintai Allah sepenuhnya bahkan Ia memberikan Putera-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk kita.

Seburuk-buruknya kita, serendah-rendahnya kita, Allah tetap menyayangi dan mencintai kita. Di hadapan Allah, kita lebih berharga dari apa pun juga. “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku di surga.”

Menjadi murid Yesus bukanlah sekedar mempelajari ajaran-ajaran-Nya, lebih dari itu adalah mau menerima Yesus dan bangga menjadi murid-Nya.

Menerima Yesus berarti mau selalu membawa-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Membawa Yesus berarti mau mewartakan-Nya kepada semakin banyak orang bahwa Yesuslah jalan, kebenaran dan kehidupan. Ia-lah Tuhan dan juru selamat kita.

Kalau kita bangga menjadi murid Yesus, Yesus pun bangga terhadap kita yang mau mewartakan kebaikan-Nya melalui kata dan perbuatan kita. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved