Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Juli 2025, “Anggur Baru Simpan di Kantong Baru”

Kisah ini menggambarkan bagaimana manusia sering kali menggunakan cara-cara yang tidak jujur untuk mencapai tujuan mereka.

Editor: Eflin Rote
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Sabtu Pekan Biasa XIII
Sabtu, 5 Juli  2025
Bacaan I: Kej 27:1-5.15-29
Injil:  Mat 9: 14-17

“Anggur Baru Simpan di Kantong Baru”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua situasi yang berbeda namun saling melengkapi: kisah tentang Yakub yang menipu Ishak untuk mendapatkan berkat, dan perumpamaan Yesus tentang anggur baru dan kantong kulit yang baru.

Tema "Anggur baru disimpan di kantong baru" mengajak kita untuk merenungkan tentang perlunya perubahan dan pembaharuan dalam hidup kita agar dapat menerima berkat dan kebenaran yang baru dari Tuhan.

Dalam Kejadian 27:1-5, 15-29, kita membaca tentang bagaimana Yakub, dengan bantuan ibunya, Ribka, menipu ayahnya, Ishak, yang sudah tua dan buta, untuk mendapatkan berkat yang seharusnya menjadi milik Esau, kakaknya. Yakub menyamar sebagai Esau dan berhasil memperdaya Ishak.

Kisah ini menggambarkan bagaimana manusia sering kali menggunakan cara-cara yang tidak jujur untuk mencapai tujuan mereka.

Tindakan Yakub ini, meskipun berhasil mendapatkan berkat, juga membawa konsekuensi yang menyakitkan, yaitu perpecahan dalam keluarga dan permusuhan antara kedua saudara.

Sedangkan dalam Injil Matius 9:14-17, Yesus memberikan jawaban kepada murid-murid Yohanes Pembaptis yang bertanya mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti mereka dan orang-orang Farisi.

Yesus menjelaskan bahwa mempelai tidak mungkin berdukacita selama mempelai laki-laki masih bersama mereka. Ia juga memberikan dua perumpamaan: tidak seorang pun menambalkan kain yang belum susut pada pakaian yang tua, karena tambalan itu akan menarik kain dan membuat koyaknya makin besar.

Demikian juga, anggur baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena kantong itu akan pecah dan anggur itu akan terbuang. 

Yesus menekankan bahwa Injil yang baru membutuhkan wadah yang baru, yaitu hati dan pikiran yang terbuka dan siap untuk menerima perubahan.

Perumpamaan tentang anggur baru dan kantong baru mengajarkan kita bahwa kita tidak dapat mencampuradukkan yang lama dan yang baru. 

Kita tidak dapat mengharapkan berkat dan kebenaran baru dari Tuhan jika kita masih terikat pada cara-cara lama yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Kita perlu membuka diri terhadap perubahan dan pembaharuan yang ditawarkan oleh Injil .

Untuk itu refleksi kita atas permenungan dari bacaan yang ada adalah Kejujuran dan Integritas: Apakah kita selalu jujur dalam tindakan dan perkataan kita, ataukah kita sering kali menggunakan cara-cara yang tidak benar untuk mencapai tujuan kita?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved