Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 3 Juli 2025, 'Ya Tuhanku dan Allahku!'

Pada hari ini kita merayakan Pesta Santu Thomas Rasul. Thomas lahir di Galilea, termasuk salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus. 

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
RENUNGAN KATOLIK- RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Kamis 3 Juli 2025 

Oleh : RP Jhon Lewar SVD

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik Kamis 3 Juli 2025 Pesta St. Thomas Rasul dari RP Jhon Lewar SVD merujuk pada Bacaan I: Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2.; Yoh. 20:24-29.

Pada hari ini kita merayakan Pesta Santu Thomas Rasul. Thomas lahir di Galilea, termasuk salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus. 

Pekerjaannya adalah pembantu para nelayan karena ia sendiri tidak memiliki perahu untuk menangkap ikan.

Dia banyak kali diperintah oleh pemilik perahu dan hal ini turut membentuk karakternya menjadi hatihati, pesimis, cepat menyangka adanya kemungkinan hal buruk yang bisa menimpah hidupnya. 

Namun kenyataannya Thomas seorang pemberani. Dia jujur dan polos, tidak malu bertanya.

"Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Yohanes 14, 5). Di dalam komunitas Yesus, Thomas dikenal dengan nama lain Didimus artinya kembaran.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 2 Juli 2025, "Kuasa Yesus Mengalahkan Setan"

Thomas dekat dengan Tuhan Yesus dan mengasihiNya. Ketika selesai peristiwa sengsara dan wafat Yesus, para murid hidup dalam ketakutan. Oleh karena itu, mereka selalu berkumpul dalam rumah-rumah. 

Kitab Suci mencatat bahwa dalam situasi demikian itu, Yesus beberapa kali menampakkan diri kepada para murid. Mereka merasa diteguhkan dalam ketakutan. 

Berbeda dengan para rasul dan murid lain, ketika mendengar cerita para murid bahwa Yesus telah bangkit dan menampakkan diri, Thomas tidak percaya. karena tidak melihat sendiri. 

Dia membutuhkan suatu pembuktian akan Yesus yang bangkit. Maka ketika para murid menyampaikan kepadanya bahwa mereka telah melihat Tuhan, dia berkata, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya aku sama sekali tidak akan percaya” (Yoh.20:25).

Thomas memiliki sikap kritis terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Dia tidak mudah percaya pada kata-kata orang di sekitarnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 2 Juli 2025, "Pergilah"

Dengan demikian orang mudah menudingnya: “Thomas yang kurang percaya” dan berbagai ungkapan lain untuk menggambarkan diri St. Thomas Rasul.

Terhadap sikap kritisnya ini maka Santu Agustinus berkata: “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, dia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Dia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain.

Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui Ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, dia berseru: Ya Tuhanku dan Allahku”(Yoh 20:28). 

Thomas mengakui imannya di hadapan Yesus sebagai Tuhan dan Allah. Inilah pengakuan iman akan keilahian Yesus.

Kehebatan Thomas adalah ketika melihat Yesus yang bangkit mulia, dia tidak hanya melihat Yesus sebagai manusia biasa yang pernah hidup, makan dan minum bersama para rasul tetapi dia melihat Yesus sebagai Tuhan dan AllahNya. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 2 Juli 2025, "Allah Dalam Yesus Menguasai Kuasa Kejahatan"

Pengakuan seperti ini yang belum sempat diungkapkan secara terbuka oleh para murid yang lain. Tentang karya kerasulan Thomas sesudah itu, Kitab Suci tidak menyebutkan apa-apa lagi. 

Menurut tradisi, yang dibeberkan Santo Ambrosius dan Hieronimus, Thomas menyebarkan kabar gembira ke arah Timur dengan mengikuti jalan para pedagang, yaitu ke Sirya, Armenia, Persia dan India. Dekat Madras, di kota Malaipur, Thomas menerima mahkota kemartirannya. 

Orang Kristen India Selatan, lebih-lebih di sepanjang pantai Syro-Malabar, percaya bahwa Thomas menobatkan Raja Gondaphur dan bahwa mereka keturunan orang-orang Kristen abad pertama. Thomas mati ditusuk tombak, dan relikwinya masih tetap ada sewaktu makamnya dibuka kembali pada tahun 1523.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini menggambarkan bagaimana Thomas memiliki “grafik” naik turun dalam mengimani Yesus.

Sikap kritisnya dalam beriman menunjukkan bahwa Thomas merasa yakin bahwa iman itu adalah anugerah yang diberikan secara pribadi dari Tuhan kepada setiap orang. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 1 Juli 2025, "Mengapa Kalian Takut?"

Artinya, bagi Thomas, bukan karena orang lain percaya maka saya ikutan percaya, tetapi bahwa iman dan kepercayaan adalah anugerah Tuhan bagiku dengan cara Tuhan sendiri.

Menurut Santu Paulus, kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru (Ef 2:19-20). 

Para rasul adalah fondasi, wadas bagi iman gereja yang diturunkan hingga saat ini. Berbahagialah kita yang tidak melihat namun percaya. Ya Tuhanku dan Allahku.

Doa: 

Tuhan, kami bersyukur karena Engkau memberikan para rasul sebagai dasar bagi GerejaMu. Mereka telah mewariskan imannya kepada kami untuk percaya kepadaMu sebagai Tuhan dan Allah kami... Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Santu Thomas Rasul. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved