NTT Terkini
Gubernur NTT Melki Laka Lena Buka Suara Polemik Pungutan di SMA - SMK
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena buka suara terkait dengan polemik pungutan pada berbagai SMAN/ SMKN belakangan ini.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena buka suara terkait dengan polemik pungutan pada berbagai SMAN/ SMKN belakangan ini.
Melki Laka Lena mengaku ia sudah mendengar persoalan itu. Kejadian ini juga sudah dibahas oleh Komisi V DPRD NTT bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.
"Saya dengar mau diusulkan bikin semacam satgas itu. Prinsipnya kami setuju, di beberapa fraksi juga kasih catatan," kata Melki Laka Lena usai paripurna di DPRD NTT, Senin (30/6/2025).
Melki Laka Lena mengatakan, akan memanggil dan mengecek kembali duduk masalah ini. Termasuk untuk mencari jalan keluar untuk mengantisipasi masalah serupa terjadi lagi di kemudian hari.
Baca juga: LIPSUS: Sidang Perdana Digelar Hari Ini Istri Anak Jenguk Fajar Tiga Kali Seminggu
"Yang bersifat partisipasi masyarakat ini, entah itu pungutan ataupun sukarela mesti dicek kembali penggunaannya. Itu kan dana publik," kata Melki Laka Lena.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo memperingatkan para kepala sekolah (Kepsek) SMA/SMK tentang pungutan yang harus melihat batas wajar.
Ambrosius Kodo menanggapi adanya pungutan Rp 2,2 juta di SMA 4 Kota Kupang untuk setiap siswa-siswi yang mendaftar pada sekolah tersebut.
Pungutan tersebut, kata Ambrosius Kodo, dimungkinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Sekalipun ada aturan, pungutan harus rasional dan tidak membebani.
"Kami akan melakukan rasionalisasi hitung-hitungan supaya tiba pada angka-angka yang wajar dan layak. Kita akan nilai mana yang tidak perlu akan dihapus dan di-cover oleh dana BOS,” kata Ambrosius Kodo, Kamis (26/5/2025) usai RDP dengan Komisi V DPRD NTT.
Baca juga: LIPSUS: ART Asal Sumba Barat Babak Belur Dianiaya Majikan di Kawasan Elit Batam
Mantan Kepala BPBD NTT itu berkata, pungutan bisa dilakukan oleh sekolah kalau kebutuhan tidak termuat dalam Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Akan tetapi, kata Ambrosius Kodo, perhitungan wajar dan proposional merupakan hal paling penting.
Ambrosius Kodo meminta semua Kepala sekolah SMA Negeri di NTT agar melihat dengan detail saat penentuan besaran iuran.

“Walaupun sudah ada kesepakatan dengan orang tua siswa, pungutan harus tetap memperhatikan kewajaran,” ujar Ambrosius Kodo.
Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo mengatakan, Komisi V sudah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan evaluasi dan rasionalisasi terhadap seluruh komponen biaya yang dibebankan kepada siswa baru.
Baca juga: LIPSUS: Ayah Menangis Lihat Foto Intan ART korban Penganiayaan Majikan di Batam
BERITA POPULER- Terduga Pelaku Penikaman Warga, Kajari Rote Ndao Sebut Tersangka, Sosok Violeta Baun |
![]() |
---|
LLDIKTI XV Bantah Tuduhan Penyalahgunaan Fasilitas Negara hingga Proyek Fiktif |
![]() |
---|
Perkuat Sinergi, PLN UIP Nusra Bahas Pengembangan EBT Bersama Gubernur NTT |
![]() |
---|
46 Daerah KLB Campak, Sumenep Terbanyak Kena |
![]() |
---|
PLN Ajak Ratusan Pelajar SMA Negeri 6 dan SMP Negeri 12 Kupang Jadi Duta Keselamatan Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.