NTT Terkini

Tutup Bulan Bung Karno, DPD PDI Perjuangan NTT Lakukan Hal Seperti Ini

Menutup Bulan Bung Karno, DPD PDI Perjuangan NTT menghadirkan Sarasehan Pancasila dan Kecerdasan Buatan di halaman kantor DPD PDI Perjuangan NTT

|
POS-KUPANG.COM/PETRUS CHRISANTUS GONZALES
SARASEHAN - Sarasehan Pancasila dan Kecerdasan Buatan oleh DPD PDI Perjuangan NTT, Sabtu (28/6/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Menutup Bulan Bung Karno, DPD PDI Perjuangan NTT menghadirkan Sarasehan Pancasila dan Kecerdasan Buatan di halaman kantor DPD PDI Perjuangan NTT, Liliba, Kota Kupang, pada Sabtu (28/6/2025).

Sarasehan ini menghadirkan empat pembicara. Tiga di anataranya dari kalangan akademisi, yakni Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, Dosen Undana Kupang, Dr. Rudi Rohi, dan Dosen dari UMK, Dr. Ahmad Atang. Satu pembicara lainnya adalah kader PDI Perjuangan, Gusti Beribe.

Pater Philipus Tule, mengutarakan, untuk menghasilkan Pancasila, Soekarno sebenarnya dibuang ke suatu tempat sumber ilmu pengetahuan, yakni di Ende.

Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD, Kamis 1 Desember 2022.
Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD, Kamis 1 Desember 2022. (POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR)

Pater Philipus Tule menitipkan pesan khusu kepada PDI Perjuangan agar tempat penampilan toenil Kelimutu di Ends harus diperjuangkan menjadi situs Sejarah.

"Pada kesempatan ini saya minta PDI Perjuangan harus bisa memperhatikan situs itu dengan baik," kata Pater Philipus Tule.

Pater Philipus Tule juga menuturkan di tengah lajunya penguasaan Artificial Intelligence, banyak siswa dan mahasiswa yang lebih percaya pada akal imitasi daripada akalnya sendiri.

Baca juga: LIPSUS: ART Asal Sumba Barat Babak Belur  Dianiaya Majikan di Kawasan Elit Batam

Menurut Pater Philipus Tule, pada suatu sumber, mestinya memiliki suuatu prinsip ini, sumber itu hasil pikiran orang, bukan pikiran menin.

"Pikiran penulis lain, kalau kita baca dengan kritis kalimat-kalimatnya bisa diperbaiki, kebenarannya bisa diragukan. Disitu sebenarnya menggunakan AI itu secara baik dan beretika dan bertanggung jawab," kata Pater Pater Philipus Tule.

Dr. Rudi Rohi, pada kesempatan ini mengutarakan pandangannya tentang Pancasila secara sederhana,yakni Gotong Royong.

Rudi Rohi
Rudi Rohi (POS KUPANG/EDY HAYONG)

"Pancasila sering dikaitkan sebagai mitologi, ideologi, teologi, dan bahkan sampai pada metodologi," tutur Dr. Rudi Rohi.

Tetapi dalam kontek kecerdasan buatan, Rudi secara terbuka di hadapan para audiens menyampaikan, ketika pemahaman Pancasila sebagai metodologi itu kuat, maka semua orang akan merasakan bahwa Pancasila itu sebuah teknologi sosial politik tercanggih yang pernah dilahirkan di dunia ini.

"Ketika terjadi pertarungan antara Blok Barat dan Blok Timur, Bung Karno menyodorkan Pancasila sebagai jalan tengah di hadapan sidang PBB," kata Dr. Rudi Rohi.

Baca juga: LIPSUS: Ayah Menangis Lihat Foto Intan ART korban Penganiayaan Majikan di Batam

Dikatakan Dr. Rudi Rohi, Pancasila itu memiliki cara berpikir kiri dan tujuan kanan. Pancasila itu kritis tetapi ada kesejahteraan sosial dan ketuhanan ada di sana.

Dr. Ahmad Atang, menyampaikan bahwa pertemuan untuk antara Presiden Yugoslavia dan Soekarno mengenai yang akan ditinggalkan saat mati.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved