Lewotobi Erupsi

Kisah Kakek Pengungsi Lewotobi Nekat Pulang Kampung Demi Sesuap Nasi

Stefanus menunggu tumpangan untuk pulang ke pengungsian Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena. Kebetulan lewat, kami memberinya tumpangan

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Seorang penyintas, Stefanus Ama, diberi tumpangan saat pulang dari rumahnya di Desa Klatanlo ke Desa Lewolaga, tempatnya mengungsi dari bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Jumat, 20 Juni 2025. 

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan pengungsi saat ini berjumlah 5.825 jiwa, tersebar di Poslap Konga, hunian sementara, Poslap Kobasoma, Poslap Bokang Wolomatang, Poslap Lewolaga, dan pengungsian mandiri.

Fredy meneyebut, Pemerintah masih menunjang kebutunan makanan pengungsi terpusat di poslap dan pengungsi mandiri.

"Sementara yang di huntara, kita berharap ada upaya-upaya mandiri. Kalau pengungsi mandiri setiap bulan diberi dana tunggu hunian (DTH) selama enam bulan, sampai Juni ini," katanya.

Di sisi lain, warga pengungsi mandiri mengaku telah menerima DTH. Uang itu digunakan untuk tambahan makan dan minum semua anggota keluarga.

Sementara tuntutan angsuran ke bank dan biaya pendidikan anak memaksa mereka pulang kampung untuk memanen hasil komoditi lalu dijual ke pengepul.

"DTH per kepala keluarga (KK) sebesar Rp 600 ribu. Masih ada kebutuhan-kebutuhan lain yang memaksa kami pulang cari uang di kampung, sekalipun berbahaya," ungkap Stefanus. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved