Opini

Opini: Percikan Liur Etnosentrisme di Kursi Rektor

Aksen episode pemilihan rektor  kali ini memang agak seru. Sebab, setiap kandidat boleh berakrobatik dan terjun bebas ke jurang politik.

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Marsel Robot 

Seorang teman yang tak ingin bernarasi, malahan mengajukan rumus kepada saya. Katanya, pemilihan rektor Undana dapat dibuatkan rumus seperti ini.  


         S 
-------------------   =   r
(s x a x a x g)    

Lalu, ia menerangkan rumus sederhana itu. S  singkatan dari Siapa. Ditulis dengan huruf besar ditafsirkan juga secara semiologi  (ilmu tanda) adalah orang (manusia). 

Dibagikan dengan s (suku) dikalikan a (agama) dikalikan a (asal) dikalikan g (golongan) sama dengan r (rektor). Tentu,  Anda boleh mengembangkan lebih detail atau lebih sederhana sesuai dengan keahlian Anda. 

Bila  Anda yang lazim terlibat politik praktis, maka rumus ini bisa diubah. 
Sebab, penalaran normatif tidak berlaku di sana. Hukum logika normatif dari A ke B. Sedangkan logika politik dari A ke mana-mana. 

Jika rumus itu  yang digunakan, maka kualitas demokrasi di kampus Undana selevel dengan pemilihan kepala desa. 

Artinya, di lembaga ilmiah Undana masih saja bertahan dalam  peradaban demokrasi kolot. 

Percikan etnosentris seperti menjadi serangga paling akut menyerang entitas lembaga ilmiah. 

Undana dibangkrutkan secara akademis, dan terasa sangat kerdil. Lagi-lagi, teman yang  menanak isu dalam rumus itu mengajukan rumus baru. Ia menulis rumus di papan tulis di bawah lampu kampus yang mulai redup.

   T5
-------  =  r
   p

Rumus ini lebih sederhana. T5 menjelaskan target lima tahun  yang akan datang. Dibagikan dengan p (program atau strategi yang dilakukan untuk mencapai target sama dengan r (rektor).   

Rumus terakhir itu berusaha meminimalisasikan etnosentrisme ini. Konsekuensi rumus ini meminta mekanisme semacam tender. Katakan, yang mempunyai  perusahaan adalah Undana yang diwakilkan oleh  para senat.  

Misalnya, para senat  yang konon dihuni para profesor itu  menanak  visi dan misi Undana 5 tahun atau 25 tahun yang akan datang. 

Tentu, rumusan visi dan misi diuji publik biar kelar dan kelir. Sebab, rektor bukan wakil senat, tetapi wakil sivitas akademika Undana dan masyarakat Nusa Tenggara Timur.  

Visi dan misi itu ditenderkan atau dijualkan kepada kandidat. Para senat dapat menentukan siapa yang paling ideal dan paling rasional memenangkan pemilihan itu. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved