Politani Kupang

Prodi TRP Politani Kupang Unggulkan Rekayasa Pangan Lokal Berbasis Industri

Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan (TRP) Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang terus memperkuat komitmennya

POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
MAHASISWA - Mahasiswa praktek pengolahan pangan di Labolatorium Prodi Teknologi Rekayasa Pangan Politani Kupang  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi Teknologi Rekayasa Pangan (TRP) Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang terus memperkuat komitmennya menjadi program studi unggul dalam rekayasa pangan lokal.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Program Studi TRP, Agrippina A. Bele, STP., M.APCM., dalam wawancara eksklusif bersama POS-KUPANG.COM.

Agrippina A. Bele mengungkapkan bahwa visi utama program studi ini adalah menjadi pusat unggulan dalam pengembangan teknologi rekayasa pangan berbasis potensi lokal.

Baca juga: Prodi Teknologi Industri Hortikultura Politani Kupang: Cetak Inovator dan Wirausahawan Modern

Untuk itu, Prodi TRP mengusung misi penguatan pengajaran, penelitian, serta kemitraan aktif dengan berbagai industri di NTT.

“Kurikulum kami berbasis industri, artinya mahasiswa dididik untuk langsung memahami kebutuhan dan tantangan dunia kerja. Pembelajaran dilakukan melalui pendekatan praktis yang mendekati dunia kerja sesungguhnya,” ungkap Agrippina A. Bele, saat diwawancarai POS-KUPANG. COM, Selasa (17/6/2025). 

Salah satu keunggulan utama Prodi TRP adalah keberadaan Teaching Factory Indigenous Eatery and Coffee NTT, yaitu kafe praktik dengan peralatan berstandar industri.

Melalui fasilitas ini, mahasiswa dibekali keterampilan operasional kafe profesional, termasuk pengolahan kopi lokal khas Timor yang kini tengah dikembangkan bersama petani kopi di Lelogama.

Baca juga: Politani Kupang Gunakan Irigasi Tetes Saat Tanam Pohon di Kolhua Kota Kupang

Tak hanya itu, Prodi TRP juga menjalin kolaborasi strategis dengan Balai POM untuk mendukung kompetensi mahasiswa sebagai asisten peneliti sarjana terapan.

Mereka diberi kepercayaan untuk menganalisis produk pangan siap edar, sekaligus memperkuat kemampuan dalam aspek keamanan pangan.

“Kerjasama kami dengan Arnawa, salah satu pabrik pembekuan ikan berstandar ekspor ke Australia dan Eropa, juga membuka kesempatan mahasiswa belajar langsung dari praktisi industri yang kini menjadi dosen praktisi di program studi kami,” tambah Agrippina A. Bele.

Baca juga: Sukseskan PKMR, Mahasiswa dan Dosen Jurusan Kehutanan Politani Kupang Tanam Anakan Pohon

Prodi TRP juga memiliki dua laboratorium utama yaitu Laboratorium Teknologi Hasil Pengolahan Pangan dan Laboratorium Pengawasan Mutu Pangan yang mendukung analisis kandungan dan kualitas produk mahasiswa.

Prestasi mahasiswa pun tak luput dari perhatian. Mereka aktif mengikuti kompetisi tingkat nasional seperti lomba Inotec, AI-TEC, serta program-program Kemendiktisaintek  seperti Kampus Mengajar dan Wirausaha Merdeka. 

MAHASISWA - Mahasiswa praktek pengolahan pangan di Labolatorium Prodi Teknologi Rekayasa Pangan Politani Kupang 
MAHASISWA - Mahasiswa praktek pengolahan pangan di Labolatorium Prodi Teknologi Rekayasa Pangan Politani Kupang  (POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL)

Beberapa mahasiswa bahkan telah dikirim ke daerah seperti Jember dan Payakumbuh sebagai bagian dari program Merdeka Belajar.

Dari sisi pengembangan, Prodi TRP telah mengantongi tujuh paten dari hasil riset dosen, serta sejumlah buku ajar yang sudah memiliki hak cipta dan dimanfaatkan mahasiswa.

Prodi TRP juga tercatat tiga kali memenangkan hibah nasional, seperti Kompetitif Fund,PSTBI dan, Matching Fund.

Baca juga: Staf Ahli Mentan Sam Tinjau Langsung Percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Kupang

“Kami bukan sekadar mencetak lulusan yang bisa memasak. Pengolahan pangan hanya satu bagian dari rantai besar teknologi pangan. Mahasiswa dibekali kemampuan mulai dari analisa gizi, pemilihan bahan baku lokal, hingga inovasi produk yang memenuhi standar nasional seperti label halal,” jelas Agrippina A. Bele.

Dengan jumlah sepuluh tenaga pengajar, Prodi TRP terus mengembangkan teaching factory berbasis produk lokal berstandar nasional, dan mendorong mahasiswa untuk berprestasi dalam dan luar kampus.

“Selama manusia membutuhkan pangan, maka lulusan TRP akan selalu relevan. Kami siapkan mereka bukan hanya untuk bekerja, tapi juga untuk menjawab tantangan industri pangan lokal yang terus berkembang,” tutup Agrippina A. Bele. (Iar) 

 Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved