Manggarai Terkini
Ketulusan Remi Nalas: Bawa Benang, Bangkitkan Semangat Penenun di Desa Pinggang Manggarai NTT
Maka ketika Remi datang menyerahkan bantuan benang untuk kain songket khas Manggarai, wajah-wajah mereka kembali cerah.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar
POS-KUPANG.COM, RUTENG -- Di tengah suasana kampung yang penuh harapan dan ketekunan tangan-tangan perempuan yang tak pernah lelah menenun, hadir sebuah sentuhan kecil yang menyulut semangat baru.
Selasa (17/6/2025), anggota DPRD Kabupaten Manggarai dari Fraksi Gerindra, Remigius Nalas, menyambangi Kampung Lengor, Desa Pinggang, Kecamatan Cibal. Ia datang tidak membawa janji, melainkan segulung benang harapan.
Benang-benang itu bukan sekadar alat kerja. Bagi mama-mama penenun di Lengor, benang adalah modal untuk bertahan hidup, menyekolahkan anak, dan menjaga warisan budaya yang kian tergerus zaman.
Maka ketika Remi datang menyerahkan bantuan benang untuk kain songket khas Manggarai, wajah-wajah mereka kembali cerah.
“Saya datang membawa benang ini atas dasar permintaan mama-mama semua. Ini tidak seberapa, tapi tulus dari hati saya. Harapan saya, manfaatkanlah benang ini sebaik mungkin, jangan dijual. Setelah kain jadi, jual untuk kebutuhan keluarga,” kata Remi di hadapan warga.
Baca juga: Lirik Lagu Daerah NTT dari Manggarai Judul Ita Laku Naim Weta
Tak hanya Desa Pinggang, bantuan benang juga menyasar kampung-kampung lain di wilayah Dapil IV.
Sebanyak 35 penenun di Kampung Lengor menjadi penerima manfaat dalam gelombang pertama bantuan tersebut. Menurut Remi, keputusan ini ia ambil setelah melihat langsung kondisi ekonomi masyarakat yang sederhana, namun penuh semangat kerja.
“Saya datang minum kopi, makan ubi bersama. Dari situ saya tahu apa isi hati masyarakat meskipun mereka tidak berkata. Saya bisa rasakan dengan hati,” tambahnya.
Margareta Dihung, salah satu penerima bantuan, mengaku sangat terbantu. Selama ini, mereka ingin menenun tetapi tidak memiliki uang untuk membeli benang.
Dengan adanya bantuan ini, mereka kembali bersemangat untuk menenun. Menurutnya, ini sangat membantu ekonomi keluarga.
“Kami sangat berterima kasih dengan bantuan ini Pak, karena sangat membantu ekonomi Keluarga," ujar Margareta.
Senada dengan Margareta, Veronika Jedia menambahkan bahwa satu lembar kain hasil tenunan bisa dijual seharga Rp 800.000 hingga Rp900.000. Sementara harga benang untuk satu lembar kain jika dibeli di luar bisa mencapai Rp 600.000.
“Biasanya butuh tiga sampai empat minggu untuk menyelesaikan satu kain. Jadi bantuan ini sangat berarti. Kami harap semua warga Desa Pinggang bisa mendapatkannya juga,” harap Veronika.
Bantuan sederhana itu mungkin tampak kecil di mata sebagian orang, tetapi di Kampung Lengor, benang-benang itu menjelma menjadi urat nadi ekonomi, identitas budaya, dan simbol ketulusan seorang wakil rakyat kepada masyarakatnya.
Remi Nalas tidak hanya datang sebagai pejabat, tetapi sebagai saudara yang mengerti arti perjuangan mama-mama penenun di Pinggang Cibal. (Cha).
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.