NTT Terkini

Ketua Sinode GMIT Imbau Warga Gereja Lawan Kekerasan Seksual di NTT

Menurut data yang dikutip Pdt. Samuel, sepanjang 2024 hingga 2025, terdapat 1.030 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan di NTT.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Pandie, mengeluarkan seruan mendesak kepada seluruh warga gereja dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), 13 Juni 2025, untuk secara serius berdoa dan berjuang melawan maraknya kasus kekerasan seksual di wilayah NTT 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Pandie, mengeluarkan seruan mendesak kepada seluruh warga gereja dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), 13 Juni 2025, untuk secara serius berdoa dan berjuang melawan maraknya kasus kekerasan seksual di wilayah NTT.

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, NTT menempati peringkat kelima tertinggi di Indonesia untuk kasus kekerasan seksual.

Menurut data yang dikutip Pdt. Samuel, sepanjang 2024 hingga 2025, terdapat 1.030 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan di NTT.

Namun, angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi, mencapai 1.200 hingga 1.500 kasus, karena banyak kasus yang tidak dilaporkan. Yang lebih memprihatinkan, 65 persen korban adalah anak-anak, dan 80 persen pelaku merupakan orang terdekat dari korban.

“Ini adalah kejahatan serius dan dosa besar yang harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegas Pdt. Samuel.

Ia meminta pihak berwajib untuk menangani kasus-kasus ini dengan tegas, memberikan kepastian hukum, dan memastikan keadilan bagi para korban.

Pdt. Samuel juga menyerukan agar gereja menjadi ruang aman bagi semua, termasuk anak-anak, baik di lingkungan gereja maupun di rumah.

Baca juga: Ketua Sinode GMIT Serukan Damai Sejahtera Harus Hadir di Provinsi NTT

Ia mengajak keluarga Kristen untuk melindungi dan mendidik anak-anak dengan pendidikan seksual yang menekankan keberhargaan tubuh sebagai anugerah Tuhan. 

“Hentikan budaya malu dan budaya diam ketika kekerasan seksual terjadi. Kita harus menjadi sahabat bagi korban, mendukung mereka mencari keadilan, dan menolak budaya atau candaan yang merendahkan martabat tubuh,” tambahnya.

Mengutip Galatia 5:13, Pdt. Samuel mengingatkan, “Kamu telah dipanggil untuk merdeka. Gunakanlah kemerdekaan itu untuk melayani dalam kasih.” 

Ia mendorong warga gereja dan masyarakat untuk bersama-sama menekan laju pertumbuhan kasus kekerasan seksual di NTT, mendorong pertobatan, pemulihan, dan pembersihan dari kejahatan ini.

“Dengan doa dan perjuangan bersama, kita wujudkan NTT yang bebas dari kekerasan seksual, demi kebaikan dan kemuliaan yang Tuhan inginkan bagi kita,” tutup Pdt. Samuel. (uan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved