Flores Timur Terkini
Pembangunan Rumah Contoh Bagi Korban Lewotobi di Waidoko Flores Timur Hampir Rampung
Rumah tipe riksa berukuran 6x6 meter itu dibangun tukang yang berasal dari Jawa Barat, Ahmad Syarif, dibantu lima tukang pembantu.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pembangunan satu rumah contoh untuk korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Waidoko, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT hampir rampung, Senin (2/6/2025).
Rumah tipe risha berukuran 6x6 meter itu dibangun tukang yang berasal dari Jawa Barat, Ahmad Syarif, dibantu lima tukang pembantu.
Sementara tukang lokal yang sebelumnya keberatan tidak lagi bekerja.
Terpantau sejak Senin pekan lalu, progres pengerjaannya berjalan cukup cepat. Menurut Syarif, fisik bangunan sekira 60 persen. Atap rumah contoh menggunakan baja ringan.
"Saya dari Jawa Barat. Saya juga kerja rumah contoh di Bugalima. Saya diminta untuk kerja juga di Waidoko, dibantu tukang pembantu yang asalnya dari Adonara," katanya kepada wartawan.
Baca juga: Lumpur Gunung Lewotobi Genangi Rumah Melalui Atap Bocor di Wulanggitang dan Ile Bura
Menurutnya, material pasir dan semen sangat mencukupi. Pihaknya diberi upah sebesar Rp 8.000.000 dengan waktu pengerjaan selama 14 hari. Syarif optimis akan selesai tepat waktu.
"Yang penting arus listrik lancar. Kami pakai genset, diusahakan selesai tepat waktu," ucap Syarif.
Rumah contoh oleh Pemerintah melalui BNPB ini sempat ditolak empat orang tukang lantaran gaji Rp 8.000.000 dibagi sejumlah orang dinilai terlampau rendah, sementara mereka dituntut kerja hanya sepuluh hari.
Empat tukang yang juga penyintas itu berasal dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura. Mereka bernama, Siswanto Renggi, Aloysius Ano Mukin, dan Yulius Jawa Ama Bukan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan rumah contoh terus dikerjakan. Penerima bantuan rumah di antaranya korban bencana dan konflik sosial.
Fredy menerangkan, pemerintah selalu siap membangun rumah bagi para penyintas yang memilih jalur relokasi mandiri. Syarat utama yaitu menyediakan lahan bersertifikat hak milik.
Selain itu, Pemerintah telah merubah bantuan rumah dari aset ganti aset menjadi KK. Kepala BNPB RI, Letjen Suharyanto memastikan hal itu saat melakukan kunjungan ke Flores Timur.
"Awalnya itu memang aset ganti aset. Tetapi pak Kepala BNPB sudah menyampaikan bahwa berdasarkan KK, sehingga pemerintah daerah siap menindaklanjuti," kata Fredy Moat Aeng.
Fredy belum membeberkan berapa jumlah rumah bagi enam desa terdampak. Yang pasti, jelasnya, akan terjadi perubahan data signifikan dari yang sebelumnya aset ganti aset berubah menjadi KK. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.