Belu Terkini
Refleksi Enam Tahun Program HIV-AIDS: Direktur Bethesda Yakkum Komitmen Keberlanjutan Program
Direktur UPKM/CD Bethesda Yakkum, Wahyu Priyo Saptono, menjelaskan program ini secara formal berlangsung sejak Juli 2022 hingga Juni 2025.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Setelah enam tahun mengimplementasikan Program Pengendalian Terpadu HIV dan AIDS di Kabupaten Belu, Yayasan UPKM CD Bethesda Yakkum menggelar pertemuan refleksi program yang berlangsung di Gedung Wanita Betelalenok, Atambua, Selasa (27/5/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian, praktik baik, serta merumuskan strategi keberlanjutan program ke depan.
Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, dan dihadiri oleh Direktur UPKM/CD Bethesda Yakkum Wahyu Priyo Saptono, S.Pd., MPd., Kepala BP4D Kabupaten Belu Rene Bria, Plh. Kepala Dinas Kesehatan, para camat, serta perwakilan desa dan kelurahan binaan.
Direktur UPKM/CD Bethesda Yakkum, Wahyu Priyo Saptono, menjelaskan program ini secara formal berlangsung sejak Juli 2022 hingga Juni 2025.
Namun, kerja kolaboratif antara pihak yayasan dan Pemerintah Kabupaten Belu telah terjalin selama enam tahun terakhir.
Baca juga: Program Pengendalian HIV-AIDS di Belu: Wakil Bupati Dorong Alokasi Dana Desa untuk Kader WPA
“Program ini menitikberatkan pada peningkatan kualitas hidup ODHIV, pengurangan stigma dan diskriminasi, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang inklusif dan ramah bagi komunitas terdampak,” ujar Wahyu.
Ia juga menambahkan, keterlibatan Warga Peduli AIDS (WPA) menjadi komponen vital dalam sosialisasi, pendampingan, dan advokasi kepada masyarakat selama implementasi program.
Menurutnya, pertemuan refleksi ini menjadi ajang untuk mengevaluasi efektivitas strategi yang telah diterapkan, mengenali tantangan, dan berbagi praktik baik yang berhasil dicapai di delapan desa dan kelurahan binaan.
Katanya, beberapa praktik positif yang disorot antara lain pelatihan keterampilan herbal, layanan pijat kesehatan, serta kegiatan ekonomi kreatif yang dijalankan kelompok dampingan.
“Kita tidak menutup mata bahwa ada tantangan dan kekurangan, namun hal itu justru harus menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas program ke depan. Keberhasilan tidak datang dari satu pihak, melainkan karena kolaborasi semua elemen, dari puskesmas, dinas terkait, hingga tingkat kelurahan dan kecamatan,” tegas Wahyu.
Ke depan, lanjutnya, meskipun fase implementasi program akan berakhir, UPKM/CD Bethesda Yakkum tetap berkomitmen melanjutkan kerja di isu HIV dan AIDS di wilayah Belu.
Hanya saja, fokus pendampingan akan diperluas ke wilayah desa dan kelurahan lainnya, sementara delapan wilayah binaan sebelumnya tetap akan mendapatkan dukungan komunikasi dan koordinasi meskipun tidak secara intensif.
“Kami berharap, komitmen dari pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan tetap terjaga. Karena untuk isu HIV ini, yang kita butuhkan bukan hanya program sesaat, melainkan keberlanjutan yang didukung penuh oleh seluruh komponen masyarakat,” ujarnya. (gus)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.