Makan Bergizi Gratis

Kasus Keracunan MBG di 10 Provinsi, Ini Penyebab Utamanya

Menurut Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, penyebab pertama keracunan MBG adalah bahan pangan yang terkontaminasi. 

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
KERACUNAN - Pelajar SMP di Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dirawat diduga keracunan usai menyantap MBG di sekolahnya bersama belasan temannya dirawat di Puskesmas Rajapolah, Tasikmalaya pada Kamis (1/5/2025) malam. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ada tiga penyebab utama keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terdiri dari 17 kasus dan tersebar di 10 provinsi.

Menurut Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, penyebab pertama keracunan MBG adalah bahan pangan yang terkontaminasi. 

"Seperti pada bahan mentah, air pencuci, serta lingkungan pengolahan makanan. Bahkan, penjamah makanan yang tidak steril turut menjadi faktor," ujar Taruna dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (21/5/2025).

Penyebab kedua adalah bakteri yang bertumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya terjadi akibat tidak tepatnya pengendalian suhu dan waktu.

"Contohnya, susu yang menjadi medium pertumbuhan bakteri karena penyimpanannya tidak sesuai standar," ujar Taruna.

Terakhir adalah adanya kegagalan dalam pengendalian keamanan pangan. Penyebab ini berkaitan langsung dengan aspek sanitasi dan higienisnya proses pengolahan serta penyajian makanan.

BPOM akan memasukkan temuan-temuan tersebut ke dalam materi pelatihan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), sebagai bagian upaya pencegahan.

"Kami akan jelaskan saat pelaksanaan pelatihan SPPG agar para pelaksana lebih siap. Ketika SPPG siap, maka keracunan dapat dicegah sejak awal," ujar Taruna.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengeklaim program MBG berhasil 99,99 persen. Klaim tersebut didasarkan pada jumlah kasus keracunan terhadap jumlah penerima MBG.

Sebab, diketahui bahwa program ini menyasar sekitar 3 juta penerima, dan akan terus bertambah setiap tahun.

Adapun kasus keracunan MBG setidaknya sudah dialami oleh lebih 200 orang. Secara persentase, Prabowo mengeklaim kasus keracunan hanya sekitar 0,005 persen.

"Yang rawat inap hanya 5 orang. Jadi bisa dikatakan yang keracunan atau yang perutnya enggak enak sejumlah 200 orang, itu 200 dari 3 koma sekian juta kalau tidak salah adalah 0,005 persen. Berarti keberhasilannya adalah 99,99 persen," kata Prabowo dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Namun, Prabowo tetap menyoroti kasus keracunan MBG menyusul pesannya kepada seluruh menteri dan kepala lembaga agar tidak cepat puas. Ia menargetkan, tidak boleh ada lagi keracunan MBG ke depannya. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved