TTU Terkini

Longsor Rusak Saluran Utama Irigasi Sawah di Desa Kiuola, Ini Langkah Cepat Pemkab TTU

Langkah yang sudah dilakukan adalah dinas terkait telah menggelar rapat bersama dan telah diambil keputusan cepat.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
 SALURAN IRIGASI- Pose saluran irigasi persawahan milik warga Desa Kiuola yang terdampak longsor, Senin, 12 Mei 2025 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Longsor yang melanda saluran irigasi utama sawah di Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT mendapat perhatian dari Pemkab TTU.

Langkah yang sudah dilakukan adalah dinas terkait telah menggelar rapat bersama dan telah diambil keputusan cepat.

Adapun tim Pemkab TTU yang telah melakukan rapat bersama yakni  Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD Kabupaten TTU, dan Dinas Sosial.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Utara, Octho Nule kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (17/5/2025).

Dikatakan Octho Nule, langkah yang akan dilakukan Dinas PUPR Kabupaten TTU adalah  melakukan survei dan melihat kondisi langsung pada pekan depan.

Baca juga: Oknum ASN Dinas Kominfotik Kabupaten TTU Diduga Jalin Hubungan Terlarang bersama Istri Orang 

Menurutnya, rapat tersebut digelar merespon surat dari Pemdes Kiuola mengenai adanya bencana longsor yang melanda saluran irigasi utama di Desa Kiuola.

"Mungkin Hari Senin atau Selasa pokoknya Minggu depan tim dari Dinas PUPR turun dan lihat lokasi," ujarnya.

Menurutnya, BPBD Kabupaten TTU kesulitan anggaran untuk mengcover semua fenomena bencana di Kabupaten TTU. 

Oleh karena itu, penanggulangan terhadap lokasi bencana dilakukan setelah dilakukan survei dan penetapan status tanggap darurat.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 84 kepala keluarga di Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur terancam gagal panen dan mengalami bencana kelaparan. 

Pasalnya, satu-satunya lahan persawahan milik warga yang menjadi pemasok pangan dalam setahun tidak bisa lagi dialiri air akibat saluran irigasi utama mengalami longsor.

Baca juga: Kisah Sedih Seorang Difabel di Kabupaten TTU Hidup Sebatang Kara 

Longsor yang menimpa saluran irigasi ini terjadi pekan lalu ketika banjir bandang mengikis bantaran kali dan menyebabkan longsor. Saat ini para petani dihantui kecemasan dan kegelisahan akibat longsor yang menimpa saluran irigasi tersebut.

Saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin, 12 Mei 2025, seorang petani di Desa Kiuola bernama Blasius Laot (61) mengatakan, pekan lalu saluran irigasi di sawah milik mereka mengalami longsor. Saluran irigasi yang mengalami longsor ini merupakan saluran utama menuju ke sawah milik petani.

Sawah tersebut merupakan satu-satunya lokasi yang menjadi tulang punggung pangan masyarakat setempat. Di lokasi kasi sawah ini juga petani hanya bisa memanen padi satu kali dalam setahun.

Blasius memiliki sawah seluas 70 are. Sawah ini menjadi satu-satunya harapan keluarga Blasius bisa mencukupi kebutuhan pangan mereka dalam setahun.

"Minggu lalu hujan itu, banjir datang dan kikis saluran jadi langsung longsor," ujarnya.

Saluran irigasi yang terdampak longsor ini sepanjang 70 meter. Hal ini menyebabkan air tidak bisa disalurkan ke sawah milik para petani.

Dikatakan Blasius, saat ini tanaman pada milik mereka berusia 3 pekan lebih. Para petani sangat cemas karena air tidak bisa dialirkan ke sawah mereka.

Baca juga: Ujian Kompetensi PPPK Tahap II Kabupaten TTU Berakhir, 24 Orang Tidak Hadir 

Diperkirakan luas sawah di lokasi tersebut mencapai 50 hektare. Mengingat saluran irigasi utama ini terdampak longsor tepat di pertengahan maka, diperkirakan sekitar 45 hektare sawah terancam gagal panen.

Ia menjelaskan, apabila dalam waktu dekat saluran irigasi ini tidak bisa diperbaiki maka, sebanyak 84 kepala keluarga yang memiliki sawah di lokasi ini terancam gagal panen.

"Tadi saya sudah sampaikan langsung ke bapak kepala desa kalau sampai Bapak Kepala Desa tidak bantu kami sampaikan ke pemerintah untuk perbaiki ini irigasi untuk tolong usahakan air berarti masyarakat sebanyak 84 KK di Desa Kiuola ini mati konyol. Kecuali bapa desa kerja sama baik dengan orang di pusat supaya kami beras bisa lancar di sini kalau tidak kami mati," ungkapnya.

Blasius menegaskan bahwa, dirinya sudah pasrah dengan kondisi yang dialami dan situasi yang akan mereka hadapi jika gagal panen. 

Ia juga berharap agar pemerintah Kabupaten TTU bisa segera merespon persoalan yang mereka alami. Pasalnya, kondisi yang mereka alami sangat urgent untuk mendapatkan perhatian.

Hal senada disampaikan petani lain bernama Donatus Bait. Yang bersangkutan memiliki sawah seluas 28 are di lokasi persawahan tersebut.

Baca juga: Empat Hari Pelaksanaan Ujian Kompetensi PPPK Tahap II di Kabupaten TTU, 9 Orang Tidak Hadir 

Menurutnya, sawah ini adalah satu-satunya harapan mereka bisa memperoleh pasokan beras dalam kurun waktu setahun. Kerusakan irigasi ini bisa menyebabkan mereka terancam tidak memiliki pasokan pangan lagi.

Pasalnya, dengan kerusakan irigasi dan usia padi yang baru mencapai 3 bulan masyarakat tidak lagi bisa mengharapkan hasil dari sawah tersebut.

Kerusakan irigasi ini merupakan pukulan hebat bagi kehidupan keluarga mereka. Di sisi lain, mereka bisa terancam bencana kelaparan jika irigasi itu tidak segera diperbaiki. (bbr)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved