TTU Terkini
Kisah Sedih Seorang Difabel di Kabupaten TTU Hidup Sebatang Kara
Ia mengaku sangat sedih dengan kondisi hidup yang dialaminya. Meskipun demikian, ia tetap tabah menghadapi kenyataan ini.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Bangunan sederhana seluas 3×4 di RT 047/003, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur cukup mengiris sukma.
Bangunan ini terletak tepat di belakang beberapa kamar kost. Berdinding seng bekas dan ditopang kayu-kayu yang masih baru kamar ini menjadi tempat Petrus Bani (60) menyandarkan kepalanya sekedar melepas penat.
Kondisi Petrus sangat memprihatinkan. Ia merupakan salah satu kaum difabel. Meskipun memiliki keterbatasan, ia tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan bertani.
Saat ditemui, Selasa (13/5/2025), Petrus Bani mengatakan, saat ini ia tinggal sebatang kara di kamar itu. Tanah tempat yang bersangkutan tinggal adalah milik seorang pria baik hati bernam Adolf Ampolo. Ia memberikan kesempatan kepada Petrus untuk menetap sementara.
Sebelumnya, Petrus tinggal bersama keluarganya. Ia tidak berkeluarga. Setelah seorang anak angkatnya meninggal dunia, keluarga tidak menerima yang bersangkutan untuk tinggal bersama mereka.
Baca juga: Ujian Kompetensi PPPK Tahap II Kabupaten TTU Berakhir, 24 Orang Tidak Hadir
Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di sebuah pondok di kebun yang berjarak cukup jauh dari tempat ia tinggal sekarang. Petrus kemudian pindah ke salah satu rumah warga yang tidak ditempati lagi.
Setelah beberapa tahun tinggal di rumah ini, Petrus kemudian berpindah ke lokasi dimana ia menetap saat ini karena kondisi rumah sebelumnya semakin rusak dan tidak layak ditempati lagi.
Sebagai petani, Petrus mengolah lahan milik orang lain. Lahan miliknya semua diambil alih oleh keluarganya besarnya. Kebun milik warga lain ini dimanfaatkan Petrus untuk sekedar menghilangkan rasa lapar.
Selain bekerja sebagai petani, ia juga menjual kayu bakar untuk sekedar menambah rupiah.
Ia mengaku sangat sedih dengan kondisi hidup yang dialaminya. Meskipun demikian, ia tetap tabah menghadapi kenyataan ini.
Petrus juga mengaku bersyukur karena, bisa menerima bantuan PKH dan BLT yang dibagikan oleh pemerintah Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu.
Baca juga: Saluran Irigasi Sawah Milik Warga Terdampak Longsor, Kepala Desa Kiuola Pastikan Surati Pemkab TTU
Sejak menetap sebatang kara, lanjutnya, seorang keluarga (kakak dan adik) dari Petrus tidak pernah mengunjunginya. Sejak masa muda Petrus selalu hidup sendiri.
Sebagai seorang Difabel, Petrus selalu berupaya untuk berjuang hidup sendiri di tengah situasi hidup yang sulit. Uang hasil menjual kayu bakar dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari.
"Tidak banyak biar 5000 atau 10.000 untuk makan minum pak," ujarnya dengan raut wajah sedih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.