TTU Terkini
Longsor Rusak Saluran Utama Irigasi Sawah di Desa Kiuola, Ini Langkah Cepat Pemkab TTU
Langkah yang sudah dilakukan adalah dinas terkait telah menggelar rapat bersama dan telah diambil keputusan cepat.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Edi Hayong
Blasius memiliki sawah seluas 70 are. Sawah ini menjadi satu-satunya harapan keluarga Blasius bisa mencukupi kebutuhan pangan mereka dalam setahun.
"Minggu lalu hujan itu, banjir datang dan kikis saluran jadi langsung longsor," ujarnya.
Saluran irigasi yang terdampak longsor ini sepanjang 70 meter. Hal ini menyebabkan air tidak bisa disalurkan ke sawah milik para petani.
Dikatakan Blasius, saat ini tanaman pada milik mereka berusia 3 pekan lebih. Para petani sangat cemas karena air tidak bisa dialirkan ke sawah mereka.
Baca juga: Ujian Kompetensi PPPK Tahap II Kabupaten TTU Berakhir, 24 Orang Tidak Hadir
Diperkirakan luas sawah di lokasi tersebut mencapai 50 hektare. Mengingat saluran irigasi utama ini terdampak longsor tepat di pertengahan maka, diperkirakan sekitar 45 hektare sawah terancam gagal panen.
Ia menjelaskan, apabila dalam waktu dekat saluran irigasi ini tidak bisa diperbaiki maka, sebanyak 84 kepala keluarga yang memiliki sawah di lokasi ini terancam gagal panen.
"Tadi saya sudah sampaikan langsung ke bapak kepala desa kalau sampai Bapak Kepala Desa tidak bantu kami sampaikan ke pemerintah untuk perbaiki ini irigasi untuk tolong usahakan air berarti masyarakat sebanyak 84 KK di Desa Kiuola ini mati konyol. Kecuali bapa desa kerja sama baik dengan orang di pusat supaya kami beras bisa lancar di sini kalau tidak kami mati," ungkapnya.
Blasius menegaskan bahwa, dirinya sudah pasrah dengan kondisi yang dialami dan situasi yang akan mereka hadapi jika gagal panen.
Ia juga berharap agar pemerintah Kabupaten TTU bisa segera merespon persoalan yang mereka alami. Pasalnya, kondisi yang mereka alami sangat urgent untuk mendapatkan perhatian.
Hal senada disampaikan petani lain bernama Donatus Bait. Yang bersangkutan memiliki sawah seluas 28 are di lokasi persawahan tersebut.
Baca juga: Empat Hari Pelaksanaan Ujian Kompetensi PPPK Tahap II di Kabupaten TTU, 9 Orang Tidak Hadir
Menurutnya, sawah ini adalah satu-satunya harapan mereka bisa memperoleh pasokan beras dalam kurun waktu setahun. Kerusakan irigasi ini bisa menyebabkan mereka terancam tidak memiliki pasokan pangan lagi.
Pasalnya, dengan kerusakan irigasi dan usia padi yang baru mencapai 3 bulan masyarakat tidak lagi bisa mengharapkan hasil dari sawah tersebut.
Kerusakan irigasi ini merupakan pukulan hebat bagi kehidupan keluarga mereka. Di sisi lain, mereka bisa terancam bencana kelaparan jika irigasi itu tidak segera diperbaiki. (bbr)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.