TTU Terkini
Kisah Sedih Seorang Difabel di Kabupaten TTU Hidup Sebatang Kara
Ia mengaku sangat sedih dengan kondisi hidup yang dialaminya. Meskipun demikian, ia tetap tabah menghadapi kenyataan ini.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Ia mengaku sudah melewati semua kehidupan sulit yang mungkin tidak pernah dirasakan orang lain. Pondok dimana ia tinggal sebelumnya adalah rumah tempat orang berteduh ketika membakar batu merah.
Rumah tersebut sangat memprihatinkan. Petrus tidur di atas papan beralaskan tikar lusuh. Ia juga mencuci pakaian di kali yang tidak jauh dari pondok itu.
"Saya ini biar susah pak. Tapi saya harap suatu hari punya tanah dan kalau saya mati juga biar saya mati di dalam rumah sendiri pak," ungkapnya.
Sementara itu, seorang tetangga yang sering memperhatikan Petrus Bani bernama, Octo Naisau mengaku sudah biasa membantu yang bersangkutan. Baginya, tidak ada masalah jika ia dan istrinya harus membantu konsumsi dan kebutuhan yang bersangkutan.
Selain masyarakat setempat, kata Octo, para suster The Daughters of Divine Zeal ( Figlie del Divino Zelo;FDZ, dalam bahasa Italia); Putri-putri Panggilan Semangat Ilahi juga selalu membantu konsumen Petrus.
"Sekarang suster mereka setiap hari memperhatikan Bapa Petrus," ungkapnya.
Setiap siang seorang suster selalu mengantar makanan untuk Petrus Bani. Makanan ini ia sisakan untuk dikonsumsi pada malam hari. Sementara itu pada pagi hari, Petrus selalu memasak makanannya sendiri.
Kamar tersebut, kata Octho, dibangun dari swadaya masyarakat sekitar dan Ikatan Keluarga Besar BGR, Tubuhue. Mereka bahu membahu membangun rumah ini dalam kurun waktu sehari.
Sedangkan atap dan dinding seng diberikan oleh suster FDZ dan beberapa orang warga. Warga setempat menganggap Petrus Bani sebagai keluarga.
Mereka rela mengumpulkan uang untuk membayar iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dari Petrus Bani. Hal ini dimaksudkan agar ia bisa berobat ketika sakit.
"Ini Bapak Adolf Ampolo izinkan tanahnya untuk kami bangun kamar sederhana untuk bapak Petrus," ujarnya.
Ikatan Keluarga Besar BGR, Tubuhue juga memiliki kontribusi besar membantu pembangunan kamar untuk Petrus Bani. Octho menegaskan tidak akan meninggalkan Petrus Bani.
"Kami sudah pesan, kalau bapak ada butuh apa sampaikan saja," pungkasnya. (bbr)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.