Opini

Opini: La Pace Sia Con Voi

Paus Leo XIV, ingin segera menempatkan dirinya dalam kesinambungan pastoral Paus Fransiskus, pendahulunya. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-TANGKAPAN LAYAR YT
PAUS LEO - Paus Leo XIV saat pertama kali diperkenalkan kepada publik di Basilika Santo Petrus Vatikan, Kamis 8 Mei 2025. 

Membaca Pesan Pidato Perdana Paus Leo XIV

Oleh: P Doddy Sasi, CMF
Ketua Tribunal Keuskupan Agung Kupang dan Dosen STIPAS Kupang

POS-KUPANG.COM - Kardinal Robert Francis Prevost telah terpilih menjadi Paus dan  memilih nama Leo XIV. Ia lahir di Chicago, 14 September 1955. Ia seorang Agustinian. 

Ia juga seorang ahli Hukum Gereja. Pada 30 Januari 2023, Paus Fransiskus memanggilnya ke Roma, dan menunjuknya sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Sebelumnya, pada 3 November 2014, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai sebagai Uskup, keuskupan Chiclayo, Peru

Baru pada 6 Februari 2025, Paus Fransiskus mengangkatnya pada jabatan Kardinal Uskup, yang bagi banyak pengamat dibaca sebagai ada ‘sesuatu’. Dan pada konklaf kemarin Kardinal Robert Francis Prevost terpilih pada pemungutan suara keempat, seperti Benediktus XVI pada tahun 2005. 

Asap putih muncul pada pukul 18.07 dan pengumuman resmi oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti, pada pukul 19.13 waktu Roma. Lalu ia membacakan pesan pidato pertamanya dan memberikan berkat perdananya sebagai Paus. 

Menarik untuk membaca ulang dan mengais pesan dari pidato perdana Paus Leo XIV

Bacaan yang baik bisa menjadi petunjuk arah tema ajaran dan pastoral kepausannya. Mari kita lihat isi dan beberapa elemen penting dari pidato perdana Paus Leo XIV

La Pace Sia Con Voi

Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV dengan suara penuh wibawa, penuh percaya diri dan dengan berbahasa Italia tapi dengan intonasi bahasa Spanyol yang agak kental berkata damai sejahtera bagi kamu!

Saudara dan saudari yang terkasih, ini adalah salam pertama dari Kristus yang Bangkit, Gembala yang baik yang telah memberikan nyawa-Nya bagi kawanan domba Allah. Saya juga ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hatimu, menjangkau keluargamu, kepada semua orang, di mana pun mereka berada, kepada semua bangsa, kepada seluruh bumi."

Dalam pidato perdananya ini, Paus Leo XIV mengucapkan sekitar 740-an kata. Di antara kata-kata tersebut, ada beberapa kata yang muncul dominan seperti kata: perdamaian (7 kali), Tuhan (6), Gereja (5), Kristus (5), bersama (4), dan dialog (3). 

Kata-kata ini sangat terkait dengan spiritualitas Kristiani dan konsep komunitas yang bisa kita padatkan dalam kata-kata: 'bersatu', 'cinta', dan 'kasih'. Kata-kata membangun pesan yang inklusif, aksesibel, dan  menyejukkan. 

Kata yang paling signifikan muncul adalah pengulangan ungkapan 'Damai sejahtera bagi kamu' (La pace sia con voi) yang merupakan kalimat awal dari pidato dengan referensi langsung kepada kata-kata Kristus yang telah bangkit. 

Bacaan saya, ada empat kata penting dari bagian awal pidato Paus Leo XIV, yakni: perdamaian, persatuan, misi dan cinta kasih.

Bahasa Warisan: Fransiskus dan Agustinus

Paus Leo XIV dalam barisan kalimat pidatonya kembali menegaskan:  adalah kedamaian dari Kristus yang bangkit. Kedamaian yang berasal dari Tuhan, Tuhan yang mengasihi kita semua tanpa syarat. Masih terngiang di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun penuh keberanian memberkati Roma! 

Paus memberkati Roma, memberikan berkatnya kepada dunia, kepada seluruh dunia, pada pagi Paskah itu. Izinkan saya untuk melanjutkan berkat yang sama: Tuhan mengasihi kita, Tuhan mengasihi Anda semua, dan kejahatan tidak akan menang!

DI JAKARTA - Salah satu kegiatan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024.
DI JAKARTA - Salah satu kegiatan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. (POS-KUPANG.COM/HO-SETPRES)

Kita semua ada di dalam tangan Allah.Oleh karena itu, tanpa rasa takut, bergandengan tangan dengan Allah dan satu sama lain, marilah kita melangkah maju. Kita adalah murid-murid Kristus. Kristus berjalan mendahului kita. Dunia membutuhkan cahaya-Nya.

Umat manusia membutuhkan Dia sebagai jembatan menuju Allah dan kasih-Nya. Bantulah kami juga, satu sama lain untuk membangun jembatan, dengan dialog, dengan perjumpaan, yang menyatukan kita semua untuk menjadi satu umat yang selalu damai. Terima kasih Paus Fransiskus!"

Nama Paus Fransiskus secara eksplisit disebut dua kali, tetapi seluruh pidato dipenuhi dengan warisan kata, kalimat dan semangat darinya.

Paus yang baru ini menyebutnya 'berani' dan mengikuti jejak pendahulunya, mengatakan: 'Tuhan mengasihi kalian semua dan kejahatan tidak akan menang' menggemakan nada pastoral dan ramah,  khas Paus Fransiskus.

 Namun, ada juga ruang untuk referensi utama lainnya, yakni: Santo Agustinus. Paus Leo XIV menyebut dirinya “putra Santo Agustinus”. Katanya: Saya adalah putra Santo Agustinus, seorang Agustinian.  

Lebih lanjut ia mengutip ungkapan terkenal dari Santo Agustinus: "Bersamamu aku seorang Kristiani, bagimu aku seorang Uskup" yang mengungkapkan identitas kerendahan hati yang berakar pada pelayanan.

Bahasa Sedernana

Gaya Bahasa yang ada dalam pesan pidato yang disampaikan Paus Leo XIV sangat sederhana tapi langsung dan sangat menggugah. Kata Paus Leo XIV:

"Kita harus bersama-sama mencari cara untuk menjadi Gereja yang missioner, Gereja yang membangun jembatan, berdialog, selalu terbuka untuk menerima seperti alun-alun ini dengan tangan terbuka. Setiap orang, setiap orang yang membutuhkan cinta kasih kita, kehadiran kita, dialog dan cinta."

Gaya pidatonya ini sangat pastoral, tanpa konsesi untuk merujuk pada diri sendiri atau kesungguhan institusional.

 Paus menampilkan dirinya sebagai bagian dari umat, bukan di atas mereka: Paus sering menggunakan kata 'kita', berbicara tentang 'berjalan bersama', dan dia menyebut dirinya 'murid Kristus'.

 Satu-satunya bagian yang samar-samar bernuansa politis adalah seruan untuk 'membangun jembatan' melalui dialog, yang tetap dibingkai dalam bahasa religius, bukan bahasa diplomatik-politis.

Salam untuk Peru

Di sela-sela pidato tersebut, ada Ungkapan hati seorang gembala yang tidak terduga kepada umatnya di Peru:  

"...Dan jika anda mengizinkan saya menyampaikan sepatah kata, salam kepada semua dan terutama kepada Keuskupan Chiclayo, Peru, di mana umat yang setia telah menemani Uskupnya, berbagi iman dan memberikan begitu banyak hal untuk terus menjadi Gereja Yesus Kristus yang setia."

Ini adalah ungkapan hati penuh kasih sayang kepada komunitas yang menemaninya dalam pelayanan sebelumnya, sebuah tanda kesinambungan pribadi dalam pidato untuk seluruh dunia.

Pidato yang ditulis tangan olehnya sendiri, di beberapa helai kertas, book note khas seorang “canonista” (ahli hukum Gereja) dengan bahasa yang sederhana tapi mendalam, menyentuh dan sangat menggugah. 

Isi utama pidatonya, sekali lagi  soal: perdamaian, persatuan, misi dan cinta kasih. 

Bagi saya, dari isi pidato pertamanya Paus Leo XIV, ingin segera menempatkan dirinya dalam kesinambungan pastoral Paus Fransiskus, pendahulunya. 

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved