NTT Terkini
Dukung Tagline Ayo Bangun NTT, BI Dorong Perluasan Business Matching Kelompok Tani dengan Offtaker
Berkaitan dengan hilirisasi di NTT, kata Agus, sebagai contoh daun kelor, mayoritas kebutuhan NTT masih bersumber dari Provinsi lain dikarenakan
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam mendukung tagline “Ayo Bangun NTT” Bank Indonesia Provinsi NTT mendorong perluasan business matching antara kelompok tani dengan offtaker.
Hal ini disampaikan Kepala BI NTT, Agus Sistyo Widjajati dalam kegiatan program Nusa Tenggara Timur Young Entrepreneur School (NTT YES) di La Moringa Kupang pada Senin (21/4/2025).
Diketahui, program tersebut merupakan wadah pembinaan, pelatihan, dan pendampingan bagi generasi muda NTT yang memiliki semangat berwirausaha selama 3 (tiga) bulan. Yang mana, dengan materi pembelajaran yang terintegrasi dan mentoring dari pengusaha Kadin Provinsi NTT yang berpengalaman, peserta akan dibekali pengetahuan praktis, keterampilan bisnis, serta akses ke jejaring dan peluang pembiayaan.
“Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, NTT memerlukan wirausaha-wirausaha baru pada sektor hilirisasi hasil pertanian lokal,” kata Agus.
Berkaitan dengan hilirisasi di NTT, kata Agus, sebagai contoh daun kelor, mayoritas kebutuhan NTT masih bersumber dari provinsi lain dikarenakan keterbatasan pasokan daun kelor di Provinsi NTT.
“Hal ini menyebabkan harga perolehan daun kelor dari NTT masih jauh diatas harga acuan pasar,” kata Agus.
Menurut Agus, tantangan tersebut harus dijadikan peluang mengingat daun kelor (moringa oleifera) sangat cocok dengan kondisi tanah dan iklim di NTT sehingga dapat tumbuh subur hampir di seluruh wilayah NTT.
“Sejalan dengan semangat Ayo Bangun NTT, Bank Indonesia Provinsi NTT terus mendorong perluasan business matching antara kelompok tani dengan offtaker,” kata Agus.
Baca juga: Bank Indonesia Berkomitmen Dukung UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi NTT
Sementara itu, Direktur PT Beta Moringa Indonesia, Andree Hartanto mengatakan, produk turunan daun kelor telah dikenal di pasar mancanegara seperti Timor Leste, Singapura, Australia, Qatar hingga Uni Emirate Arab (UAE).
Menurut dia, peningkatan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuka peluang terbukanya pasar baru mengingat harga bahan baku dari negara selain negara tersebut lebih kompetitif yang berimplikasi pada peningkatan permintaan produk turunan kelor dari Indonesia.
“Kedepan, kelompok tani berharap agar kerjasama serupa dapat direplikasi dan didorong untuk komoditas unggulan lain di Provinsi NTT,” pungkasnya. (mey)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan II Tumbuh 5,44 Persen, Tertinggi Sejak 2019 |
![]() |
---|
Kelakar Fraksi Demokrat DPRD NTT Soal Kudeta Gubernur dan Wagub |
![]() |
---|
NTT Jadi Provinsi Pionir Eliminasi AIDS, TBC, dan Malaria 2030 |
![]() |
---|
Pemprov NTT Gandeng ICRAF Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau di NTT |
![]() |
---|
Dokter Hewan Julita Mertha Yasa Beberkan Strategi Cegah dan Kendalikan Rabies di NTT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.