Opini

Opini: Paskah yang Membebaskan

Penyaliban itu dilakukan agar Yesus dan segala sesuatu tentang Dia dihancurkan sama sekali dan dianggap tidak pernah ada.

Editor: Dion DB Putra
www.dolr.org
P. Beni Wego, SVD 

Tragedi salib Yesus melampaui jaminan apapun termasuk sogokan tigapuluh keping perak dari imam kepala kepada Yudas. Yudas kemudian melempem atau lesu sendiri. 

Uang ternyata tidak bisa membeli dan menjamin segalanya. Lebih buruk dan konyol jika uang hasil sogokan itu dijadikan paket sumbangan untuk orang-orang miskin.

Tragedi salib adalah simbol kekuatan dalam penderitaan manusia. Ia rapuh tapi menarik dan menciptakan kekuatan lain yang baru. 

Dalam bahasa Theolog Mgr. Budi Kleden, SVD, Allah menciptakan kehidupan sekalipun di tengah chaos.

Penciptaan tetap terjadi atau terus menerus. Hal itu disebut creatio continua. (Jurnal Ledalero vol.23, June 2024)

Paskah yang membebaskan

Dengan demikian Salib bisa diandalkan. Salib adalah tanda paling jelas dan nyata dari penderitaan manusia. Dengan memandang Salib kita memandang dan menerima kehidupan manusia sebagai realitas yang utuh. 

Sebaliknya menolak salib, manusia menolak penderitaan. Tapi apakah manusia berani menolak penderitaan sebagai realitas? 

Adakah suatu kehidupan tanpa penderitaan? Kehidupan macam apa yang menerima atau bertahan dalam tragedi?

Paskah atau kebangkitan adalah jalan pembebasan. Yesus memanggul salib untuk membebaskan manusia. 

Ia mentransformasi tragedi sebagai jalan pembebasan manusia dan itu dilakukan Yesus dalam ketaatan mutlak kepada Bapa. 

Dus, ia melampaui kontrol apapun dari manusia. Ia adalah jalan yang benar dan mutlak untuk pembaharuan.

Kalau Yesus mengalahkan konspirasi dan lebih dari itu kematian, kebangkitan dan pembaharuan dan hidup baru dalam Kristus adalah realitas yang mengikutinya. 

Ia datang bukan sebagai hakim untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya. (bdk. Yoh. 12:27)

Ia mati di salib sebagai manusia untuk membebaskan manusia dari apa saja yang merusak kemanusiaan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved