Opini
Opini: Paskah yang Membebaskan
Penyaliban itu dilakukan agar Yesus dan segala sesuatu tentang Dia dihancurkan sama sekali dan dianggap tidak pernah ada.
Sedangkan bagi Tribune Romawi hal itu adalah kebingungan. Orang yang mati disalibkan ternyata hidup lagi, begitu ia menulis dalam surat yang ditinggalkannya kemudian.
Di waktu yang lain. Ketika serdadu Romawi itu menginterogasi Bartholomeus untuk menunjukkan tempat persembunyian para murid, sang rasul lantas menjawab dengan lancar dan lantang: “They are everywhere.”
Pejabat militer Clavius tidak menyerah. Ia terus mencari, mengepung sampai akhirnya menahan para murid Yesus dan Maria Magdalena dalam suatu ruangan di suatu tempat persembunyian.
Celakanya, dalam proses geledah dan penangkapan itu ia melihat wajah Yesus. Orang yang disalibkan itu sedang berada di antara anggota komunitas yang sedang berkumpul bersama.
Sang jenderal terpana dan terpaku. Ia kemudian meninggalkan sebuah surat wasiat yang dipaku pada tiang rumah.
Pilatus dan Lucius kemudian datang dan menyelidiki tempat rahasia di mana para murid berkumpul.
Mereka menemukan sepucuk surat dengan pesan tertulis yang jelas. Sang jenderal mencari orang dari Nazareth itu untuk menemukan kebenaran.
Ia akhirnya bergabung dengan para murid Yesus. Ia melepaskan segala jabatan dan tugas yang ada padanya termasuk di dalamnya mencari jasad Yesus yang sampai saat ia mundur dari jabatan dan tugas, tubuh Yesus masih tetap misterius.
Ia pun bergabung dengan mereka dan pergi ke Galilea tempat di mana Yesus memanggil mereka untuk mengikutiNya.
Tragedi Salib
Pengkhianatan Judas menggemparkan. Hanya Yesus dan sang mantan rasul itu yang mengetahui dan memiliki data tentang penyaliban yang akan terjadi sesudah malam perjamuan.
Penderitaan, penyaliban, dan kematian adalah tragedi yang memilukan. Yesus tampaknya tidak berdaya di hadapan suatu konspirasi kekuasaan yang lapar dan haus akan suatu kemenangan, apapun alasannya.
Via crucis atau jalan salib adalah tragedi. Ia adalah realitas manusia bukan sebaliknya manusia adalah realitas tragis.
Yesus menerima tragedi hidupnya dengan penuh cinta yang memantulkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Tragedi memiliki daya tarik. Pemantiknya adalah kemanusiaan. Karena itu dalam tragedi akan selalu terjadi solidaritas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.