Opini

Opini: Membangun Masa Depan Anak Melalui Narasi

Gambaran yang dapat saya amati dari kelas-kelas bimbingan saya, yakni ada yang hilang dari anak-anak didik zaman sekarang. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
ILUSTRASI 

Selain itu, diskusi dalam keluarga yang pasif berdampak pada kemampuan berkomunikasi lisan maupun tulisan. 

Anak-anak yang dalam pembelajaran belum mampu menjelaskan rencana masa depan mereka, selain karena memang belum mempunyai rencana yang jelas, sebagian dikarenakan kemampuan komunikasi yang lemah dan juga karena tidak terbiasa menyampaikan ide secara tertata.

Poin kedua dalam amatan saya merupakan hal yang paling urgen untuk membentuk anak menjadi pribadi yang kritis, tangguh, dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. 

Sangat penting dalam lingkungan keluarga untuk membangun sebuah diskusi teratur sehingga anak dibentuk melalui narasi-narasi dalam keluarga. 

Cara paling sederhana misalnya, orang tua dan anak dapat membangun komunikasi dalam cerita-cerita ringan setelah makan malam atau menjelang istirahat malam. 

Dari cerita-cerita sederhana, orang tua dapat mengetahui impian dan motivasi apa yang ada dalam diri anak, sehingga orang tua dapat membimbing dan mengarahkan anak untuk mencapai hal-hal yang diimpikannya. 

Melalui bercerita, orang tua juga dapat membagikan pengalaman hidup dan cerita-cerita tentang bagaimana orang tua mereka berusaha keluar dari kesulitan hidup yang dialami untuk mencapai kesuksesan atau dapat juga menceritakan tentang kisah hidup tokoh-tokoh tertentu yang memiliki tekad kuat untuk berjuang mencapai kesuksesan. 

Melalui cerita-cerita sederhana seperti ini anak-anak dapat membangun kerangka berpikir sistematis dalam kepala mereka dan menjadi kuat dalam kebiasaan bertutur. 

Anak-anak juga dapat termotivasi dan mulai berpikir untuk merancang masa depan mereka sendiri.

Apabila literasi keluarga berjalan dengan baik, maka akan sejalan dengan program sekolah untuk menghasilkan generasi yang beriman, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. 

Narasi-narasi positif yang berhasil dibangun dalam lingkungan keluarga perlu didukung dan diejawantahkan dalam aktivitas pembelajaran. 

Tradisi bercerita (oral) yang sudah bertumbuh dalam lingkungan keluarga dan masyarakat dapat dikembangkan dalam kegiatan menulis di kelas, dengan demikian anak-anak terbiasa untuk berpikir kritis, memaknai sesuatu dengan baik, serta mampu menyampaikan ide dan gagasan secara lugas dan efektif. 

Input yang baik dari keluarga dan sekolah membantu anak-anak untuk dapat berbicara dan menulis dengan baik, sehingga ketika diminta untuk menyampaikan ide dan gagasan secara lisan maupun tulisan mereka dapat menyampaikannya secara jelas dan terstruktur.

Peran guru dalam meyiapkan masa depan peserta didiknya tidak sekadar hanya mengajar dan mendidik, tetapi guru juga harus mampu menginspirasi peserta didiknya. 

Seperti yang dikatakan Brad Henry, “guru yang baik dapat menginspirasi harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan kecintaan belajar.” 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved