Paskah 2025

Perayaan Kamis Putih, Romo Ade Udjan Sebut Pelayanan Konkrit Adalah Saling Mendengarkan 

Dalam homilinya, Romo Ade Udjan, Pr, menerangkan Pelayanan yang paling konkrit dalam hidup ialah saling mendengarkan

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GOKOK
MISA KAMIS PUTIH- Suasana misa Kamis Putih pada Kamis (17/4/2025) di Kapela St. Vinsensius, Nonohonis yang dipimpin Romo Ade Udjan, Pr. 

POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE- Perayaan Kamis Putih, di Gereja St. Vinsensius, Nonohonis, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dipimpin Romo Ade Udjan Pr berlangsung aman dan lancar, Kamis (17/4/2025).

Dalam homilinya, Romo Ade Udjan, Pr, menerangkan Pelayanan yang paling konkrit dalam hidup ialah saling mendengarkan. 

"Dengarkan orang lain, menjadi telinga untuk keluh kesahnya, segala sakit hati dan beban hidup sesama. Banyak orang sakit karena tidak didengarkan. Kita jangan menjadi tuli untuk kesusahan orang lain," jelasnya.

Ia juga menjelaskan alasan Yesus memilih membasuh kaki para murid dimaknai dalam dua hal. 

Perayaan Kamis Putih menjadi momen penyerahan diri Yesus secara habis-habisan.

"Tuhan Yesus memilih jalan yang paling rendah untuk mengangkat martabat manusia. Namun kita masih saja sombong dalam hidup sehari-hari," tegasnya.

Ia melanjutkan pembasuhan kaki yang Yesus lakukan ingin menunjukan teladan kepada manusia bahwa hidup tidak selalu jadi bos atau tuan.

"Kita perlu turun untuk melayani orang lain, rendah hati dalam memberikan pelayanan yang paling tulus. Orang yang mengalah melihat persoalan tidak dengan emosi, karena mengalah bukan berarti kalah" jelasnya.

Baca juga: Paskah 2024, Romo Andre Aloha:Tindakan Membasuh Kaki sebagai Ajakan Yesus untuk Bersikap Rendah Hati

Romo Ade menyebutkan dalam pelayanan, kita seringkali lebih suka dilayani, atau bahkan melayani dengan motif tertentu.

"Yesus sendiri pada malam ini mengajarkan pelayanan harus dari hati yang tulus. Tidak perlu jadi Pejabat di TTS dulu baru melayani," ujar Romo Ade.

Romo Ade juga berpesan kepada anak-anak yang hadir bahwa melawan orang tua berarti melawan perintah Yesus. 

Banyak kali kepada orang tua, anak-anak hanya menuntut tetapi lari jika dimintai tolong.

"Tidak perlu mencuci kaki sesama, mari mendengarkan serta tunjukkan pelayanan yang saling mendukung, saling membantu serta mengapresiasi satu sama lain," tegasnya.

Diakhir homilinya, ia berpesan agar dalam pelayanan, pemberian diri menjadi penting. Fokus pada apa yang kita berikan agar usaha itu keluar dari hati. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved