Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 12 April 2025, “Mempersatukan anak Allah”

Dalam bacaan pertama dari Yehezkiel 37:21-28, Tuhan menyatakan janji-Nya untuk mengumpulkan bangsa Israel

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
Bruder Pio Hayon SVD 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Sabtu Prapaskah V
Sabtu, 12  April  2025.  
Bacaan I: Yeh. 37: 21-28
Injil:  Yoh. 11: 45-56

“Mempersatukan anak Allah”

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Usaha untuk mempersatukan yang tercerai-berai itu butuh korban yang ekstra karena harus mengumpulkan semua dari berbagai tempat maupun kalangan. Maka setiap usaha untuk mempersatukan dari yang tercerai-berai itu sebenarnya adalah jalan Tuhan.

Karena hanya ada dalam Tuhanlah kita dipersatukan dan di luar Tuhan kita dicerai – beraikan. Jika dimana ada cerai berai di situ setan berkarya dan dimana ada persatuan di situ  Tuhan berkarya.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini kita akan merenungkan dari bacaan Yehezkiel dan Injil Yohanes. Dalam bacaan pertama dari Yehezkiel 37:21-28, Tuhan menyatakan janji-Nya untuk mengumpulkan bangsa Israel dari antara bangsa-bangsa dan mempersatukan mereka kembali di tanah mereka. Janji ini menunjukkan kasih dan komitmen Tuhan untuk memulihkan umat-Nya, menciptakan satu bangsa di bawah satu pemimpin, yaitu Daud yang dihidupkan kembali. Ini menggambarkan harapan akan kesatuan dan pemulihan yang datang dari Tuhan. Di sisi lain, di dalam Injil Yohanes 11:45-56, kita melihat dampak dari kebangkitan Lazarus.

Banyak orang yang percaya kepada Yesus setelah menyaksikan mujizat tersebut, tetapi ada juga yang pergi kepada para pemimpin agama untuk melaporkan peristiwa itu. Para pemimpin merasa terancam oleh pengaruh Yesus yang semakin besar dan berencana untuk membunuh-Nya. Ini menyoroti konflik antara iman dan kekuasaan, serta bagaimana Yesus datang untuk mempersatukan anak-anak Allah yang terpisah. Karena di mana ada usaha untuk mempersatukan selalu ada karya Tuhan di dalamnya.

Sebaliknya jika terjadi keterpecahan dan semua orang tercerai-berai maka di situ nampak karya si jahat yaitu setan. Maka selalu berusaha untuk mencari jalan pada persatuan dan bukan usaha untuk mencerai-beraikan. 

Introspeksi kita dalam refleksi dan permenungan kita dalam bacaan hari ini adalah bahwa renungan ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa pertanyaan: Bagaimana kita dapat berkontribusi dalam mempersatukan orang-orang di sekitar kita dalam iman? Apakah kita bersedia mengikuti panggilan Tuhan untuk menjadi alat pemulihan dan kesatuan di masyarakat kita? Dalam situasi konflik atau perpecahan, bagaimana kita dapat menciptakan ruang untuk dialog dan rekonsiliasi?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:  ketika kita merenungkan tema "Mempersatukan Anak Allah," mari kita ingat bahwa Tuhan menginginkan kita untuk hidup dalam kesatuan dan saling mendukung.

Kedua,, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih-Nya, mengatasi perpecahan dan membangun jembatan antar sesama. Ketiga, dengan mengikuti teladan Yesus, kita dapat bekerja sama untuk mempersatukan anak-anak Allah dalam satu tubuh Kristus, menggapai tujuan ilahi-Nya bagi umat manusia. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved