Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 13 Oktober 2025, Bercermin pada Ratu dari Selatan dan Orang Niniwe
Kita belajar dari orang lain, dengan harapan kita bisa berubah dan bertambah menjadi hidup lebih baik
Oleh : RP Jhon Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik Senin 13 Oktober 2025 Hari Biasa Pekan XXVIII dari RP Jhon Lewar SVD merujuk pada Bacaan I : Rm. 1:1-7; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 11:29-32, Warna Liturgi Hijau
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus
Tidak ada salahnya bercermin pada orang lain. Kita belajar dari orang lain, dengan harapan kita bisa berubah dan bertambah menjadi hidup lebih baik dan lebih berkenan kepada Allah.
Atau dalam bahasa sekarang, menjadi semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi. Ketiga hal ini adalah buah dari pertobatan, pembaruan diri dan termasuk di dalam-nya hasil dari bercermin pada orang lain yang telah melakukan dan mengalaminya.
Mau belajar dari orang lain adalah salah satu bentuk kerendahan hati yang sehat. Hari ini kita bercermin: pertama, pada ratu dari Selatan. Dia, yang juga disebut ratu dari Syeba ini mencari Raja Salomo untuk mendengarkan hikmatnya.
Setelah berjumpa dengan sang raja di kerajaannya, dikisahkan demikian, Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 13 Oktober 2025, “Angkatan yang Jahat”
Dan ia berkata kepada raja, Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.
Berbahagialah para istrimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel!
Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran (1Raj 10:4-9).
Ratu ini begitu terbuka hatinya akan hikmat Salomo; itulah sebabnya dia mau datang menjumpainya dan
mendengarkan langsung hikmatnya. Keterbukaan hati inilah yang perlu dicontoh.
Kedua, kita bercermin pada orang-orang Niniwe yang berbondongbondong mendatangi Yunus untuk mendengarkan khotbahnya (Yun 3:1-10 dan Luk 11:30).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 12 Oktober 2025, Carilah Tuhan, Maka Kamu akan Hidup
Mereka ini juga memiliki keterbukaan hati untuk mendengarkan dan menerima Yunus serta melakukan apa yang dimintanya, yakni bertobat, berbalik dari perlilaku mereka yang jahat.
Pertobatan itu menyelamatkan. Masalahnya adalah bahwa orang-orang Yahudi tidak memiliki keterbukaan
hati seperti Ratu dari Selatan dan orang-orang Niniwe. Mereka tidak mau percaya. Mereka tidak mau membuka hati. Mereka tidak mau membuka pikiran alias tidak mau mengerti.
Bahkan mereka malah menolak Pribadi Yesus dan karya-Nya yang menyelamatkan. Padahal, yang ada di depan
mereka, yang ada di tengah-tengah mereka lebih hebat dari Salomo, juga lebih hebat dari Yunus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.