Feature
Kisah Pedagang Memilih Berjualan di Pinggir Jalan, 60 Lapak Pasar Baru Atambua Belu Mubazir
Kami siap pindah ke dalam asal semua ditertibkan. Jangan cuma sebagian yang dipaksa, tapi yang lain dibiarkan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - "Kami siap pindah ke dalam asal semua ditertibkan. Jangan cuma sebagian yang dipaksa, tapi yang lain dibiarkan. Harus tegas dan merata.”
Setikdanya 60 lapak di dalam area Pasar Baru Atambua, Kabupaten Belu, kini dibiarkan kosong dan tidak digunakan pemiliknya.
Para pedagang lebih memilih berjualan di pinggir jalan, yang dinilai lebih menguntungkan dan mudah diakses oleh pembeli.
Baca juga: Polres Belu Masih Buru Satu Pelaku Kasus Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Belu
Seorang pedagang yang namanya tidak mau dimediakan mengungkapkan kondisi ini sudah berlangsung sejak lama.
"Sudah lama kami tidak pakai lapak di dalam. Semua lapak sebenarnya punya pemilik, tapi tidak diisi. Dulu setelah Covid, ada penjual yang mulai jual di pinggir jalan dan dibiarkan, akhirnya semua ikut," ujarnya, Minggu (6/4).

Ia menyebutkan, meskipun tidak menggunakan lapak, para pedagang masih tetap membayar retribusi kepada pihak pengelola pasar.
Namun, banyak dari mereka mengakui bahwa tingginya permintaan pembeli yang enggan masuk ke dalam pasar menjadi alasan utama bertahan di luar.
"Sekarang ada oknum pembeli maunya cepat. Mereka tidak mau turun dari motor atau mobil, langsung beli di jalan. Itu yang bikin kami ikut-ikutan," tambahnya.
Ia menegaskan, para pedagang siap kembali ke dalam pasar, asalkan pemerintah menertibkan seluruh pedagang yang berjualan di luar secara menyeluruh dan adil.
Baca juga: Kemana Keuntungan Tambang Mutiara di Flotim, Larinya Kemana
"Kami siap pindah ke dalam asal semua ditertibkan. Jangan cuma sebagian yang dipaksa, tapi yang lain dibiarkan. Harus tegas dan merata," tegasnya.
Ia juga berharap agar di bawah kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay dan Wakil Bupati Vicente Hornai Gonsalves penataan pasar bisa dilakukan secara serius dan berkelanjutan.
"Kami percaya Pak Willy dan Pak Vicente bisa buat perubahan. Kami harap pasar ditata ulang, biar rapi dan tertib lagi seperti dulu," katanya.

Ia menambahkan, sebelumnya penertiban oleh Satpol PP pernah dilakukan, namun hanya bertahan satu atau dua hari saja. Setelah itu, kondisi kembali seperti semula, dengan para pedagang kembali memenuhi pinggir jalan.
Sementara itu, Anton (45), salah satu pembeli yang rutin berbelanja di Pasar Baru Atambua, juga menyuarakan keluhan serupa. Ia mengaku prihatin dengan kondisi pasar yang semakin semrawut dan mengganggu kenyamanan.
Baca juga: Dinas Koperindag Manggarai Timur Ambil Kembali Ruko yang Tak Digunakan Pedagang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.