Uskup Petrus Turang Wafat

Mantan Bupati Alor Ans Takalapeta: Mgr. Petrus Turang adalah Gembala Berhati Rakyat 

Ans Takalapeta yang juga Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur periode 2014–2019 melukiskan Petrus Turang sebagai Gembala yang berhati rakyat.

|
Editor: Dion DB Putra
DOK KAWALI.ORG
Mgr. Petrus Turang 

POS-KUPANG.COM - Bupati Alor dua periode (1999-2009),   Ansgerius Takalapeta mempunyai kesan mendalam mengenai mendiang Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.

Ans Takalapeta yang juga Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur periode 2014–2019 melukiskan Petrus Turang sebagai Gembala yang berhati rakyat.

Berikut penuturan Ans Takalapeta mengenang Mgr. Petrus Turang yang berpulang pada hari Jumat, 4 April 2025.

Ketika saya masih berkarya di Alor, Bapak Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, yang wilayah pelayanannya juga mencakup Alor, minimal setahun sekali berkunjung ke Alor. 

Bahkan dalam beberapa tahun beruntun pada even tahun baru 1 Januari, beliau berada di Alor merayakan sukacita bersama umat dan masyarakat. 

Awal berkomunikasi akrab dengan Mgr. Petrus Turang melalui Romo Maxi Un Bria, yang saat itu melayani di Paroki Gembala Yang Baik Kalabahi. 

Kami selalu mendapat kesejukan dikunjungi sang gembala umat di "kokor" atau beranda rumah adat Alor.

Kami juga bersama menghadiri beberapa acara umat Katolik di Alor. Banyak hal lokal spesifik yang menjadi perhatian Bapak Uskup Turang. 

Suatu saat beliau ajak berdiskusi tentang ketahanan pangan di Alor. Alor dari sisi topografi wilayah, sedikit sekali areal tanah datar untuk usaha tani. Tapi hampir tak terdengar kejadian rawan pangan atau paceklik. 

Kami berdiskusi tentang konfigurasi wilayah, sebaran iklim dan  kebiasaan usaha tani. Dan saya mohon izin mengatakan kepada beliau, bahwa fakta di lapangan akan berbicara lebih konkret. 

Kita akan temukan jawabannya saat kunjungan ke basis umat di perdesaan. Dan benarlah testimoni beliau ketika pulang dari kunjungan ke umat di desa. 

Jamuan makan yang dihidangkan beragam. Ada nasi dari beras ladang, nasi jagung, jagung bose, aneka ubi-ubian, pisang rebus, sayur pakis alam dan aneka lauk produk lokal sederhana. 

Kami sepakati jawaban bersama "bahwa ketahanan pangan Alor terjaga karena pola produksi dan pola konsumsi masyarakatnya beraneka ragam". Dan itu adalah warisan kearifan lokal.

Perjumpaan dengan sang gembala umat, selalu bernuansa sejuk, dan mendapat energi baru serta meterai atas gerak dan giat  kepemimpinan kami untuk melayani lebih sungguh. 

Selamat jalan Mgr. Petrus Turang, bertemu Sang Gembala Agung nan abadi. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved