Timor Tengah Selatan Terkini

Kisah Antonia Berdayakan Pengungsi Tanah Longsor di Desa Kuatae

Kami dari panti asuhan secara materi terbatas, tetapi kami punya sedikit keahlian. Kami bisa bagi untuk anak-anak di sini

POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY G GOKOK
TRAUMA HEALING - Maya dan Richard, petugas promosi kesehatan di Posko Bencana Kuatae, GOR Nekmese, Kobelete, SoE, sedang melakukan aktivitas untuk trauma healing dan pengenalan PHBS kepada Anak Korban Bencana Longsor Desa Kuatae, Kecamatan Kota SoE, TTS pada Selasa (25/3/2025) 

"Awalnya kami datang mau bagi sedikit ide kreativitas. Tapi dengan kegiatan ini, saya lihat banyak nilai yang muncul. Kita latih anak-anak untuk belajar antre, berdoa sebelum kegiatan, tekun karena buat ini tidak cepat. Beberapa dari mereka sudah mulai tahu," jelas Antonia Makandoloe.

Dalam pembagiannya Antonia melatih anak-anak membuat gelang Kubihuma dari benang polycherry. Sedangkan Manuel mengajarkan pembuatan gelang makrame dari tali kur. Tentu dibantu rekan mereka yang lain.

Ternyata kegiatan ini tidak saja diminati anak-anak tetapi juga oleh ibu-ibu dan lansia. Dihari pertama, peserta hanya 10 orang. Kemudian hari kedua meningkat sebanyak 110 orang, dan hari ketiga berjumlah 60 orang yang terbagi dalam dua tim.

Baca juga: Sekolah Libur, Guru dan Pegawai SMA Kristen Kapan Bekerja di Posko Bencana Kuatae

Terkait teknik yang digunakan untuk memperkenalkan kepada anak bagaimana menghasilkan gelang maupun gantungan kunci, Antonia dan suami bersama tim, melakukan pendekatan secara langsung dan berkelompok.

Antonia Makandoloe menjelaskan. bahan dan alat, serta contoh hasil. Setelah itu, mereka membantu anak-anak untuk mulai melakukan proses pembuatan.

Bagi anak-anak yang tidak mengikuti penjelasan dari awal, dengan sabar Antonia mengumpulkan mereka, dan mengajarkan kembali teknik dari awal.

Antonia Makandoloe dan Manuel Makandoloe berharap, kegiatan ini tidak hanya sebatas berakhir di lokasi pengungsian tersebut tetapi bisa menjadi ide kreativitas anak-anak ditempat baru nanti.

Baca juga: Upaya Pengenalan PHBS oleh Dinkes TTS Bagi Anak-anak di Posko Pengungsian Bencana Kuatae

Kegiatan selama tiga hari ini ternyata memiliki tantangan tersendiri bagi Antonia Antonia Makandoloe dan Tim. Dihari pertama harus melakukan pengamatan dan beradaptasi.

Ia menjadi lebih sabar dalam mengajarkan anak-anak terlebih pada anak yang sulit mengantri dengan tenang. 

Yumina Selan (60), pengungsi yang juga mengikuti kegiatan ini menjelaskan, bersyukur karena diberikan kesempatan merajut lagi.

"Saya buat tas jinjing tapi untuk Alkitab. Sudah mau jadi, tapi talinya nanti pake tali kur saja," jelas Yumina Selan.

Ia merupakan pengungsi lansia yang menginap di kamar pengungsian nomor 5.

Baca juga: Trauma Healing dan Bantuan Nyata, Aksi YNS untuk Korban Bencana Kuatae TTS 

Menurutnya, daripada bermain hp sepanjang hari, ia bisa merajut tas. Ia berjanji jika tas yang ia hasilkan lebih dari satu, ia akan bagikan satu ke Antonia.

Sry Lemanah (15) remaja putri yang juga mengungsi di Gor Nekmese bersemangat mengikuti kegiatan itu. Ia mengatakan bangga bisa membuat gelang yang sering ia lihat di pasar. "

Buat gelang tidak susah. Kalau banyak saya bisa jual," ujar Sry Lemanah. (maria vianey gunu gokok)

POS KUPANG/MARIA VIANEY GUNU GOKOK
MEMBUAT GELANG - Antonia dan rekannya mengajarkan cara membuat gelang Kabihimo anak-anak korban bencana tanah longsor di Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe  yang mengungsi  di GOR Nekmese, Rabu (2/4)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved